Kamis, 06 September 2012

“Tentangmu, Tentangku, Tentang Kita”

Kau diam, ku berpura-pura diam

Kau cuek, ku berpura-pura cuek

Kau tak menyapa, ku tak akan pura-pura tak menyapa, tapi

Ku lakukan hal yang sama sepertimu

Takkan pernah ku menyapamu

Sebab kau juga tak pernah sedetikpun menyapaku

Kau pasti sesungguhnya sudah sadar akan hal itu,

Tetapi mengapa kau semena-mena dalam menjudge sikapku yang selalu dingin terhadapmu

Seolah-olah akulah yang acuh padamu,
dan tak peduli denganmu!

Padahal kau sendiri yang menganggapku tak ada

Sekalipun ku ada di dekatmu

Kau selalu dan selalu mengaburkan pandanganmu dari diriku

Hingga kini kau semakin larut dalam kesibukanmu

Semua juga karna sikapmu terhadapku

Tak sadarkah engkau?

Bahwa karna sikapmulah yang membuatku enggan tuk berbincang denganmu, 

Ku enggan bersenda gurau denganmu, ku enggan berkisah tentang kisahku, kisahnya, dan kisah-kisah mereka

Namun, ku akan bersikap lebih cair denganmu ketika kau mampu merubah sikapmu terhadapku

Agar aku nyaman di dekatmu

Satu hal yang harus kau tahu,

Walau kau bersikap tak bersahabat denganku

Namun, ku selalu menyisipkan secarik doa teruntuk dirimu agar hidupmu selalu indah

Karna bagaimanapun juga kita telah tersimpul dalam ikatan ukhuwah Islamiyah

Kita telah bersaudara walau kau tak merasa

Kadang, ada rindu yang menyelinap lewat semilirnya angin malam

Lalu rindu itu hanya ku obati dengan doa-doa di akhir sujud malamku

Yang hanya dapat ku titipkan pada-NYA

Dengan harapan, agar kau dapat merasakan getar-getar kerinduanku

Apakah kau dapat merasakan getar-getar itu sobat?

Harapku, kau dapat merasakannya sobat.

Sobat, sampai kapan kau akan terus menerus bersikap tak wajar terhadapku?

Mengertilah sobat, jika kita selalu mengikuti ego kita

Mungkin, selamanya kita takkan pernah dapat menyatu

Apa itu yang kau inginkan sobat?

Apa kau tak sudi menerimaku sebagai sobatmu?

Jika itu yang kau mau, ku tak akan memaksa

Walau sesungguhnya ku tak ingin hal itu terjadi

Karna, aku tak ingin kita terpisah sebelum

Terpisah oleh jarak, ruang, dan waktu

Dan sebelum raga kita berpamitan dari kehidupan yang fana ini

Ku harap, kita dapat merajut kembali benang yang sempat terputus

Menjadi sebuah kain yang cukup menghangatkan kebersamaan kita

Semoga…, 

Semoga DIA pun mengizinkan kita tuk merajut silaturrahim di antara kita

Tuk mengukir asa bersama, 

Mengukir senyum bersama,

Melewati batas senja bersama,

Dan kebersamaan itu dapat membawa kita ke Jannah-Nya kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar