Kamis, 22 Agustus 2013

'Bermain' Analogi



Analogi #1 ~Potensi Manusia~

Orang yang memiliki potensi itu dianalogikan seperti buah. Dia akan kian berisi dan akan matang seiring berjalannya waktu. Dan bagi yang bisa mengelola potensinya itu, ia tidak hanya jadi buah yang siap santap saja, namun ia akan diolah terlebih dahulu sebelum disajikan dan disantap. Sedangkan seseorang yang sesungguhnya memiliki potensi namun tak bisa mengelolanya dengan baik, ia di ibaratkan seperti buah yang matang namun tak bisa disantap ataupun diolah karena sudah tak lagi laik tuk dikonsumsi karena mengalami pembusukan sebelum masa panen.




Ini menurutku, bagaimana menurutmu??



Langit Bertabur Bintang
Pekalongan, 1 April 2013
Pukul 22.15 WIB






Analogi #2 ~Ilmu~

Ilmu itu ibarat daun yang berguguran.
Daun yang sudah jatuh masih memiliki nilai ataukah tidak bergantung pada orang yang menemukannya. 
Daun yang jatuh itu masih memiliki nilai jika ditemukan oleh orang yang memiliki daya kreatifitas untuk mengolah sesuatu itu menjadi sesuatu yang tadinya tak bernilai tinggi, namun karena kreatifitasnya sesuatu itu dapat menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. 
Berbeda halnya dengan orang yang tak memiliki daya kreatifitas, sehingga apabila menjumpai daun yang jatuh itu pasti hanya dipandangi saja, atau bahkan hanya disingkirkannya dengan sapu lidi, lantas ia kumpulkan menjadi gundukan dedaunan-dedaunan kering, kemudian tindakan selanjutnya yang ia lakukan hanya dengan membakarnya dengan menyulut batang korek api hingga dedaunan hangus menjadi abu yang berterbangan di udara. 
Begitulah “ilmu”. Bila dipergunakan secara benar, pasti akan mendatangkan banyak manfaat. 
Bila tak dipergunakan secara benar, maka sudah dapat dipastikan ia akan hilang tak berbekas.


Ini menurutku, bagaimana menurutmu??



Langit Kelabu
Pekalongan, 16 April 2013
Pukul 16.22 WIB 







Analogi #3 ~Luka Hati Manusia~

Hati yang terluka ibarat serpihan-sepihan kaca. 
Dapat kembali disatukan namun butuh waktu yang cukup lama untuk menyatukan serpihan-serpihannya. 
Walau sudah dapat disatukan serpihan yang satu dengan yang lainnya, namun ia takkan bisa tersusun secara utuh. 
Sebab banyak retakan yang membekas di berbagai sudutnya. 
Begitulah “luka hati manusia”. 
Maka, jangan pernah kau mencoba untuk mempermainkan hati seseorang walau hanya segores luka yang berbekas di hatinya. Sekalipun kau hanya bermaksud untuk menghibur atau hanya bercanda saja. Walau mimik wajahnya nampak biasa saja, namun siapa yang mengetahui apa yang tersembunyi di kedalaman hatinya?
Ketahuilah, jika seseorang sudah merasa tersakiti hatinya. Berhati-hatilah kepadanya, karena doa orang yang terzalimi itu langsung di dengar oleh sang Pencipta. Doanya melesat secepat kilat sebab tanpa ada satupun hijab hingga doanya terijabah.
Tak ada jalan lain, selain bersegera meminta maaf kepadanya jika engkau pernah melukai hatinya. 
Temui ia secara langsung, tanpa perantara. Agar ia sungguh-sungguh memaafkan.



Ini menurutku, bagaimana menurutmu??



Langit Kelabu
Pekalongan, 16 April 2013
Pukul 16.44 WIB 




1 komentar:

Bas mengatakan...

super (y). izin pakai kata katanya.

Posting Komentar