Analogi #1 ~Potensi Manusia~
Orang yang memiliki potensi itu dianalogikan seperti
buah. Dia akan kian berisi dan akan matang seiring berjalannya waktu. Dan bagi yang
bisa mengelola potensinya itu, ia tidak hanya jadi buah yang siap santap saja,
namun ia akan diolah terlebih dahulu sebelum disajikan dan disantap. Sedangkan
seseorang yang sesungguhnya memiliki potensi namun tak bisa mengelolanya dengan
baik, ia di ibaratkan seperti buah yang matang namun tak bisa disantap ataupun
diolah karena sudah tak lagi laik tuk dikonsumsi karena mengalami pembusukan
sebelum masa panen.
Ini menurutku, bagaimana menurutmu??
Langit
Bertabur Bintang
Pekalongan,
1 April 2013
Pukul
22.15 WIB
Analogi
#2 ~Ilmu~
Daun yang sudah jatuh masih memiliki nilai ataukah
tidak bergantung pada orang yang menemukannya.
Daun yang jatuh itu masih memiliki nilai jika
ditemukan oleh orang yang memiliki daya kreatifitas untuk mengolah sesuatu itu menjadi
sesuatu yang tadinya tak bernilai tinggi, namun karena kreatifitasnya
sesuatu itu dapat menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Berbeda halnya dengan orang yang tak memiliki daya
kreatifitas, sehingga apabila menjumpai daun yang jatuh itu pasti hanya
dipandangi saja, atau bahkan hanya disingkirkannya dengan sapu lidi, lantas ia
kumpulkan menjadi gundukan dedaunan-dedaunan kering, kemudian
tindakan selanjutnya yang ia lakukan hanya dengan membakarnya dengan menyulut
batang korek api hingga dedaunan hangus menjadi abu yang berterbangan di udara.
Begitulah “ilmu”. Bila dipergunakan secara benar, pasti
akan mendatangkan banyak manfaat.
Langit Kelabu
Pekalongan, 16 April 2013
Pukul 16.22 WIB
Analogi #3 ~Luka
Hati Manusia~
Hati yang terluka ibarat serpihan-sepihan kaca.
Dapat kembali disatukan namun butuh waktu yang cukup
lama untuk menyatukan serpihan-serpihannya.
Walau sudah dapat disatukan serpihan yang satu dengan
yang lainnya, namun ia takkan bisa tersusun secara utuh.
Sebab banyak retakan yang membekas di berbagai
sudutnya.
Begitulah “luka hati manusia”.
Maka, jangan pernah kau mencoba untuk mempermainkan
hati seseorang walau hanya segores luka yang berbekas di hatinya. Sekalipun kau hanya bermaksud untuk menghibur atau hanya
bercanda saja. Walau mimik wajahnya nampak biasa saja, namun siapa yang mengetahui apa yang tersembunyi di kedalaman hatinya?
Ketahuilah, jika seseorang sudah merasa tersakiti hatinya.
Berhati-hatilah kepadanya, karena doa orang yang terzalimi itu langsung di
dengar oleh sang Pencipta. Doanya melesat secepat kilat sebab tanpa ada satupun hijab hingga doanya terijabah.
Tak ada jalan lain, selain bersegera meminta maaf
kepadanya jika engkau pernah melukai hatinya.
Temui ia secara langsung, tanpa perantara. Agar ia sungguh-sungguh memaafkan.
Ini menurutku, bagaimana menurutmu??
Langit Kelabu
Pekalongan, 16 April 2013
Pukul 16.44 WIB
1 komentar:
super (y). izin pakai kata katanya.
Posting Komentar