Apa aku salah, jika aku kini berubah memakai jilbab yang dianggap berukuran besar oleh kawan-kawanku yang tidak memakai jilbab yang berukuran besar?? Apa aku salah, jika aku tak lagi mengenakan celana jeans yang sangat ketat membentuk lekuk kaki? Karena sekarang aku lebih sering mengenakan rok panjang?? Apa aku salah, jika aku sekarang tak berani berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahram-ku?? Banyak cibiran yang ku dengar, banyak godaan yang menghampiriku di setiap kali ku berjalan menyusuri setiap sudut keramaian di jalanan menuju kampus maupun menuju kos hingga di rumah pun masih banyak godaan yang tak ada habis-habisnya. Apa aku salah, jika aku yang sekarang ingin bersungguh-sungguh untuk mengubah penampilan ku menjadi sosok muslimah sejati??? Aku memiliki alasan tersendiri mengapa aku berani merubah seluruh penampilanku seperti bukan diriku yang dahulu?? Jujur, aku sangat
nyaman menjadi diriku yang sekarang. Tak seperti dahulu, aku yang suka berpenampilan menyerupai penampilan seorang cowok, bisa dikatakan sebagai cewek ‘tomboy’. Namun, itu semua adalah diriku di masa yang lalu, bukan diriku di masa sekarang. Biarlah diriku yang dahulu menjadi sebuah cerita yang lalu. Dan semoga diriku yang sekarang tidak akan pernah menjadi cerita yang berlalu begitu saja.
nyaman menjadi diriku yang sekarang. Tak seperti dahulu, aku yang suka berpenampilan menyerupai penampilan seorang cowok, bisa dikatakan sebagai cewek ‘tomboy’. Namun, itu semua adalah diriku di masa yang lalu, bukan diriku di masa sekarang. Biarlah diriku yang dahulu menjadi sebuah cerita yang lalu. Dan semoga diriku yang sekarang tidak akan pernah menjadi cerita yang berlalu begitu saja.
Sungguh, tak pernah terfikirkan sebelumnya dalam benak ku untuk ‘berubah’. Bahwa sikap, pemikiran, cara berpenampilanku dan semua yang ada dalam diriku menjadi sangat berbeda dengan diriku yang dahulu. Karena aku berubah 180 derajat begitu cepat, saat aku menginjak semester 3 dibangku perkuliahan, dan semenjak tinggal (kos) jauh dari orang tua. Tempat tinggal sementara yang aku tempati itu adalah rumah yang dari luar memang terlihat biasa-biasa saja seperti rumah (kos-kos-an) yang lainnya, namun didalamnya menyimpan banyak ilmu yang penuh dengan energi positif dari daya spiritual yang cukup kuat. Dan, aku pun dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, perubahan yang aku alami ini tentu kurenungkan dahulu, kufikirkan dalam-dalam, hingga ku lakukan perdebatan dengan hati nuraniku untuk melakukan suatu perubahan yang benar-benar dapat merubah luar dan dalam diriku secara TOTAL. Akhirnya, setelah aku memutuskan untuk benar-benar berubah, orang-orang terdekat dan kawan-kawanku SMA juga saudara-saudara dikampung sangatlah kaget dan belum bisa menerima perubahanku ini. Karena dahulu, aku selalu mengenakan celana jeans dan baju yang ketat, pake jilbab asal pake pula. Namun, setelah kuyakinkan diri untuk berubah, kini aku selalu mengenakan rok panjang, ber-kaoskaki, berpakaian syar’i, berjilbab gede (sesuai syar’i) pula. Sikap ku dahulu sangatlah tomboy, benar-benar menyerupai sifat cowok (manjat pohon,mancing,maenan kelereng,mobil-mobilan,dsb). Namun, semenjak hidayah-Nya menyentuh hatiku, kini aku berubah menjadi feminim dan bisa bersikap lemah lembut benar-benar menjadi sosok wanita tulen. Aku sendiri pun tak percaya akan perubahanku ini yang begitu terasa cepat. Aku merasakan perubahan ini menjadikan diriku sebagai manusia baru, bagaikan terlahir kembali di dunia ini. Dan kini, aku memang sudah bertekad untuk menjadi seorang muslimah sejati hingga ajal menjemputku nanti. Sampai-sampai kedua orang tuaku, Ibu dan Bapakku mengira aku terkena imbas NII, karena pada saat aku benar-benar memantapkan hati untuk berubah sejalan dengan merebaknya isu-isu tentang aliran sesat seperti NII. Padahal, aku berubah karena telah mendapat Hidayah dari Allah Azza wa Jalla. Dia-lah yang memberi petunjuk kepadaku untuk berubah menjadi lebih baik, Dia-lah cahaya penerangku tuk beranjak dari kegelapan, Dia-lah yang mengajariku untuk melakukan perbaikan dan memberi kebermanfaatan kepada orang lain. Entah, apa jadinya jika aku tak tersentuh oleh hidayah-Mu, mungkin selamanya aku takkan pernah berada dijalan cahaya kasih-Mu. Hanya Dia-lah dan kekasih-Nya-lah yang selalu ada didalam hatiku saat ini dan seterusnya, yang selalu kurindukan untuk dapat bertemu dengan-Nya di Syurga-Nya kelak, di kehidupan yang kekal nan abadi. Harapku, semoga semuanya dapat menerima perubahanku, karena aku lebih nyaman menjadi diriku yang sekarang. Ibu, bapak, ku harap kalian dapat menerima perubahanku ini. Semoga aku dapat Istiqomah dijalan-Mu ya Rabb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar