Kamis, 09 Agustus 2012

"Sang Penyembunyi Suasana Hati"


“Ramadhanku kembalilah tersenyum.. Kapan Ramadhanku dapat kembali tersenyum?”

Rintihan suara hati Ami yang sudah letih karena cobaan hidupnya semakin memberatkannya. Ia pun hanya dapat menangis dalam hati karena ia tak ingin ada orang yang iba padanya. Dengan derita yang begitu berat, ia masih sanggup menampakkan wajah cerianya kepada semua orang tanpa terlihat sedikit pun beban yang menyelimuti wajahnya. Tak ada satu pun orang yang mengetahui bahwa
sesungguhnya hati Ami tak seceria wajahnya. Dia memang sosok wanita yang tegar, pandai menyembunyikan perasaannya. Sangatlah wajar bila ia mampu bersikap seperti itu, sebab ia merupakan anak pertama, dia adalah seorang kakak yang harus menjadi teladan yang baik bagi adik-adiknya oleh karena itu ia tak pernah menangis di depan adik-adinya maupun keluarganya dan sahabat-sahabatnya agar ia tak di cap sebagai anak yang ‘cengeng’. Memang terlihat aneh dan tak lucu bukan? Apabila ada seorang kakak yang berkepribadian cengeng? Nggak banget dong yaa.. Ntar yang ada adik-adiknya jadi ikut-ikutan cengeng bahkan bisa jadi lebih cengeng darinya.

Tahukah engkau? Bahwa Ami sering menangis di tengah gelap gulitanya cahaya malam, ia bersikap seperti itu agar tak ada satu orang pun yang mengetahui bahwa ia sedang menumpahkan kesedihannya. Di kala pagi datang ia hapus air matanya dan segera menghias senyum di bibirnya agar ia selalu nampak ceria di mata semua orang. Sesungguhnya ia sudah lelah untuk bersikap seperti itu, namun lagi-lagi karena ia ingat posisinya sebagai seorang kakak dalam keluarganya. Karena baginya, figur seorang kakak harus tetap terlihat tegar seperti tak ada masalah, walau sebenarnya ada masalah, namun setiap masalah itu harus bisa ia atasi sendiri dan ia pun harus mampu bersikap baik terhadap semua adik-adiknya dan keluarganya walau moodnya sedang buruk sekalipun. 


ilustrasi gambar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar