Selasa, 05 Maret 2013

Awal Bulan di Warnai Tawuran!


       Awal bulan 1 Maret 2013 yang kelam dan mencekam. Suasana kota yang tadinya tenang dan nyaman, berubah seketika menjadi riuh ramai, ketegangan, ketakutan, kekacauan tiba-tiba menghiasi kota SANTRI dan dikenal pula sebagai kota BATIK itu. Terdapat banyak batu-batu kerikil kecil hingga batu-batu berukuran cukup besar tercecer di sepanjang jalan kota Pekalongan, tepatnya di sepanjang Jalan Hayam Wuruk, Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan DR Cipto Kota Pekalongan itu mengakibatkan sejumlah kaca pintu pertokoan dan Plaza Sri Ratu rusak dan pecah karena dilempari batu.

          Tak hanya batu saja yang berserakan di jalanan kota, namun pecahan-pecahan kaca-kaca mobil maupun motor pengendara roda dua yang berplat H maupun G di rusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, hingga ada beberapa kendaraan bermotor yang dirusak hampir tak berbentuk lagi menyerupai sepeda motor. Gerobak-gerobak penjual asongan yang sedang mangkal di trotoar jalan pun tak luput dari pengrusakan oleh massa supporter PSIS [Panser Biru] dan PERSIP [Kalong Mania]. Sungguh mengerikan, massa yang brutal dan bertindak diluar kendali akal sehat itu sulit untuk dilerai, kedua kubu dari masing-masing massa saling lempar-lemparan batu dan merusak berbagai fasilitas umum beserta kendaraan-kendaraan yang lalu lalang pun dihadang kemudian dirampas secara paksa untuk dirusak. Bahkan ada yang menggunakan senjata tajam seperti pisau, celurit yang mereka gunakan tuk melakukan aksi anarkis, massa semakin membabi buta dan melukai para pejalan kaki, para pengendara motor hingga para pengendara mobil. Aparat keamanan yang sedang berjaga di pos polisi pun tak bisa berbuat banyak, karena jumlah massa tak sebanding dengan jumlah aparat kepolisian lalu lintas yang sedang berjaga-jaga di pos. Aparat pun tak luput dari kebrutalan massa dari pendukung PSIS yang kalap karena tak terima hasil pertandingan bola yang berakhir dengan skor 1 sama dengan PERSIP. 


ilustrasi gambar

       Akibat insiden tawuran ini, tentu hanya akan menambah daftar sejarah kelam dari masing-masing supporter pesepakbola di tanah air yang selalu bersikap anarkis. Dan, dari tragedi ini pula, menyebabkan sedikitnya 30 supporter sepak bola Kalong Mania [Pekalongan] dan supporter dari PSIS Semarang, Snak dan Panser Biru, mengalami luka akibat tawuran terkena senjata tajam maupun yang terkena lemparan batu. Usai pertandingan yang berkesudahan 1:1 pada Jumat tersebut. Sekitar pukul 20.00 WIB, supporter PSIS dapat dihalau oleh petugas hingga memasuki perbatasan Kota Pekalongan-Batang. Akan tetapi, mereka juga melakukan aksi serupa sehingga banyak pemilik toko menutup operasional usahanya. Sebelum aksi brutal itu, ratusan supporter PSIS Semarang sempat tertahan di SKB [Stadion Kota Batik] Kraton-Kota Pekalongan. Terkait insiden tawuran antar supporter ini, pemerintah Kota Pekalongan yang menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan puluhan korban tawuran antar supporter PERSIP dengan PSIS. Mereka kini dirawat di RSUD Bendan dan RSU Kraton-Pekalongan. 

        Mengapa setiap pertandingan sepak bola yang mengalami kekalahan maupun skor yang sama, haruskah diselesaikan dengan cara yang anarkis hingga terjadi pertumpahan darah? Tak bisakah diselesaikan secara damai?? Tak mungkin tak ada cara lain, masih banyak cara yang bisa digunakan tuk menyelesaikan berbagai permasalahan, tentunya diselesaikan dengan akal yang sehat, bukan dengan otot. Tak habis fikir, yang menjadi pemicu timbulnya permasalahan yang cukup sepele, namun bisa mengakibatkan dampak yang ditimbulkan begitu besar hanya gara-gara ‘pertandingan sepak bola’??? Astaghfirullahal’adziim.., 

Akankah wajah orang timur bisa kembali seperti dahulu? Hidup rukun tanpa ada pertikaian karena keramahan dan kearifan seluruh elemen masyarakatnya. Mari introspeksi diri kita, dekatkan diri kita dengan sang pencipta kita, agar kejadian seperti ini takkan terulang kembali. Aamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar