Sabtu, 30 Juni 2012

"Untukku Mereka (orang tuaku) Berdo'a"

Nampak jelas gurat-gurat kelelahan itu menghiasi wajah mereka
Ya, mereka kelelahan karena diriku
Diriku inilah yang membuat mereka selalu mengkhawatirkanku, memikirkanku, menyita seluruh waktu mereka, mengurangi waktu istirahat mereka, hingga menurunkan berat badan mereka
Mereka tak henti-hentinya menangis dengan menengadahkan kedua tangan mereka kepada-Nya, hanya untukku..
Malam-malam mereka hiasi dengan penuh keharuan dan kekhusyukan dalam memanjatkan puja dan puji doa-doa , hanya untukku.. dan selalu

"Hanya Ibu"

Hangatnya pelukmu melebihi hangatnya mentari dipagi hari
Lembutnya belaian tanganmu kalahkan lembutnya kain sutera
Cintamu kepada ku tak pernah surut, tanpa mengharap balasan
Ibu, Engkaulah cahaya penerang hidupku,
Pembangkit

Senin, 25 Juni 2012

“BELAJAR SABAR DARI UJIAN”

Ada akhir pasti ada awal..
Ada petang pasti ada terang..
Ada perpisahan pasti ada pertemuan..
Ada tangis pasti ada tawa..
Ada masa sakit pasti ada masa sehat..
Dengan kesabaran, sakit ku pasti sembuh.Aamiin.
Heuh..,andai saja aku bisa sabar sedikii..ii..iitt lagi, pasti aku bisa segera sembuh. Tapi, yowis lah, mau gimana lagi kalau nasi sudah menjadi bubur, sudah nggak bisa jadi nasi lagi.
Yahh..,penyesalan tinggal lah penyesalan, percuma aku menyesalinya, benar-benar tak ada gunanya lagi bila aku terus menerus menyesali tindakan bodohku itu. Sebab, aku tak bisa menguatkan diri untuk sedikit ‘bersabar’. Padahal dengan aku bersabar sedikit saja, pasti aku sudah sembuh.
Kali ini, aku harus bisa bersabar dalam menjalani segala ujian-Nya. Memang karena ujian-lah yang dapat mengajarkan kita tentang kesabaran, karena kesabaran kita diuji melalui cobaan-cobaan dalam kehidupan. Yaa Rabb, maafkan lah hamba yang tak pandai bersabar dalam menjalani ujian-Mu ini. Aku pun seketika teringat pesan bijak dari seorang trainer ESQ165 Yus Ibnu Yasin. “Bila hidupmu datar tanpa ujian, bisa jadi kau tak pernah naik kelas dalam kehidupan ini”. Subhanallah. Pesan bijak dari beliau itulah yang membangunkan ku dari keterpurukan. Kini aku baru menyadari dan mengerti makna dari ujian hidup yang selalu menghiasi kehidupanku ini ya Rabb.. Engkau memberikan ujian pada ku karena

Minggu, 24 Juni 2012

“Sajadah Menangis”

Dahulu, bau badan ku selalu harum mewangi.
Dahulu, aku selalu ditempatkan ditempat yang suci.
Dahulu, aku selalu diajak ke tempat yang indah, tempat yang paling suci diantara tempat-tempat yang lainnya.
Dahulu, tangis air mata bahagia tanda kesyukurannya selalu membuat hatiku bergetar.
Dahulu, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an selalu terdengar indah nan syahdu ditelingaku.
Dahulu, aku juga selalu terjaga menemani malam-malamnya.
Namun..,
Kini, bau badan ku busuk.
Kini, tempat ku sangat-lah kotor.
Kini, aku ditempatkan bersama barang-barang bekas dan binatang-binatang menjijikkan.
Kini, air mata kesyukuran itu telah sirna.
Kini, lantunan ayat-ayat nan suci itu juga turut sirna.
Kini, malamnya tak ada malam-malam yang indah lagi dengan-Nya.
Andai aku dapat berbicara..,
Ingin sekali aku mengingatkannya untuk kembali kejalan yang dahulu dilaluinya, yaitu

"Bu, Bolehkah Aku KRITIS???"

"Mengapa aku tak boleh jadi orang yang kritis???"
Pertanyaan itu selalu muncul dan berkecamuk didalam jiwaku.
Karena ibuku sangat mengkhawatirkanku, ibu sangat takut jikalau aku didzolimi bahkan difitnah jika sampai tersandung kasus hingga terseret-seret di meja hijau.
Itulah satu hal yang kadang membuat diri ini semakin ‘risau plus galau’, disatu sisi harus manut (patuh) kepada ibu, namun jika aku tak

Selasa, 12 Juni 2012

"Lebih Atau Kurang, Bersyukurlah!"


Aku memang tak bisa memaparkan sesuatu secara jelas, karena aku memang tak pandai dalam bertutur kata melalui lisan atau bahasa kerennya ‘public speaking’. Karena aku memang hanya dapat memaparkan sesuatu melalui tulisan, dari setiap apa pun yang aku lihat, yang aku dengar, maupun apa-apa yang aku rasakan selalu ku tuangkan melalui pena. Pena menjadi sahabat sejatiku yang sulit beranjak dari hidupku, semenjak aku duduk dibangku sekolah dasar. Kecintaanku dalam dunia kepenulisan bermula dari sahabatku, dia suka menulis walau sebagian besar topik yang ia tuliskan mengenai kehidupan yang ia lakukan sehari-hari dan sedikit kisah romantisme tentang cinta-cintaan dengan lawan jenis. Itulah yang membuatku kagum pada dunia kepenulisan, karena awalnya aku juga mencoba menuangkan perasaanku melalui buku diary.
Ehh, lama kelamaan yang kurasakan tentang dunia kepenulisan sangatlah mengasyikkan. Itulah awal mula diri ini ingin selalu menulis, menulis, dan menulis. Disisi lain, dengan menulis, kita bisa

"Mari Perbaiki Diri, Perbaiki Negeri"

Masih terasa segar dalam ingatanku, ada seseorang yang berkata seperti ini :
“Apa sih yang dapat aku lakukan tuk negeri ini? Negeri ini semakin carut marut tak karuan.” Kemudian ia bertekad untuk memulai perbaikan dari negerinya, namun dia berfikir sejenak, “itu terlalu sulit untuk memulai langkah awal.” Kemudian, ia menyempitkan tekadnya tuk memulainya dari daerahnya, namun dia berfikir kembali, “wah, belum bisa nih, masih cukup sulit.” Kemudian, barulah ia menyadari bahwa

"Titik Kebangkitan"

Tertegun aku pada satu titik

Titik yang tak terlihat

Titik yang tak nampak jelas

Titik yang selalu menjadi penghubung

Keceriaan selalu hadir disetiap pertemuan

Penuh canda dan gurau bersama kawan-

"Aku (memang) Tak Bermakna"

Aku hanya sebait kata tanpa makna
Berlalu begitu saja
Lewati barisan nada
Tanpa irama

Jika aku pergi kesana
Kau rawatlah dia
Sebab ada rindu baginya
Yang kutitip lewat jiwa

Maka izinkan kita tak bicara
Melewati nestapa
Dalam bongkahan azimat
Termaktub dalam keramat

Rahasia ini hanyalah antara aku, kau, dia dan