Minggu, 24 Juni 2012

“Sajadah Menangis”

Dahulu, bau badan ku selalu harum mewangi.
Dahulu, aku selalu ditempatkan ditempat yang suci.
Dahulu, aku selalu diajak ke tempat yang indah, tempat yang paling suci diantara tempat-tempat yang lainnya.
Dahulu, tangis air mata bahagia tanda kesyukurannya selalu membuat hatiku bergetar.
Dahulu, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an selalu terdengar indah nan syahdu ditelingaku.
Dahulu, aku juga selalu terjaga menemani malam-malamnya.
Namun..,
Kini, bau badan ku busuk.
Kini, tempat ku sangat-lah kotor.
Kini, aku ditempatkan bersama barang-barang bekas dan binatang-binatang menjijikkan.
Kini, air mata kesyukuran itu telah sirna.
Kini, lantunan ayat-ayat nan suci itu juga turut sirna.
Kini, malamnya tak ada malam-malam yang indah lagi dengan-Nya.
Andai aku dapat berbicara..,
Ingin sekali aku mengingatkannya untuk kembali kejalan yang dahulu dilaluinya, yaitu
jalan yang selalu diterangi oleh cahaya-cahaya-Nya yang penuh barokah, penuh cinta dan kasih sayang-Nya, dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan makna. Bukan jalan kegelapan seperti sekarang yang ia jalani, yaitu jalan yang penuh kesenangan sesaat namun penuh kesengsaraan selamanya.
Andai aku dapat berbicara..,
Setidaknya aku masih dapat menolongnya tuk kembali ke jalan yang benar.
Sayangnyaa..,
Aku hanya-lah seonggok kain yang disatukan dari gumpalan-gumpalan benang yang tak begitu asing bagi setiap orang muslim, semua orang muslim pasti-lah mengenal ku. Aku biasa dipergunakan sebagai alas saat hendak melakukan ibadah shalat, aku adalah sajadah yang sudah tak berbentuk, karena aku telah cukup lama dibuang ditempat yang menyakitkan ini, dan membuatku sangat bau, hingga membuat rupa ku hampir tak dikenali lagi sebagai sajadah.
Karena kini, diriku berada DITEMPAT SAMPAH!
Ampuni-lah ia ya Rabb, ia lalai karena tergoda akan buaian iblis yang terkutuk.
Sadarkan-lah ia dengan rahmat dan hidayah-Mu ya Rabb.
Ya Rabb, kembalikan-lah ia pada jalan cahaya-Mu, lalu tutup-lah rapat-rapat jalan menuju kegelapan yang menyesatkannya.
Tuntun-lah ia dengan belaian tangan-Mu yang penuh cinta kasih-Mu ya Rabb.
Dan, bimbing-lah ia dalam mengeja ayat demi ayat cinta-Mu yang dapat membawanya menuju Jannah-Mu.

ilustrasi gambar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar