Selasa, 12 Juni 2012

"Lebih Atau Kurang, Bersyukurlah!"


Aku memang tak bisa memaparkan sesuatu secara jelas, karena aku memang tak pandai dalam bertutur kata melalui lisan atau bahasa kerennya ‘public speaking’. Karena aku memang hanya dapat memaparkan sesuatu melalui tulisan, dari setiap apa pun yang aku lihat, yang aku dengar, maupun apa-apa yang aku rasakan selalu ku tuangkan melalui pena. Pena menjadi sahabat sejatiku yang sulit beranjak dari hidupku, semenjak aku duduk dibangku sekolah dasar. Kecintaanku dalam dunia kepenulisan bermula dari sahabatku, dia suka menulis walau sebagian besar topik yang ia tuliskan mengenai kehidupan yang ia lakukan sehari-hari dan sedikit kisah romantisme tentang cinta-cintaan dengan lawan jenis. Itulah yang membuatku kagum pada dunia kepenulisan, karena awalnya aku juga mencoba menuangkan perasaanku melalui buku diary.
Ehh, lama kelamaan yang kurasakan tentang dunia kepenulisan sangatlah mengasyikkan. Itulah awal mula diri ini ingin selalu menulis, menulis, dan menulis. Disisi lain, dengan menulis, kita bisa
meluapkan perasaan yang kita rasakan melalui tulisan. Menulis juga terdapat nilai plus-nya jika kita menulis tentang karya ilmiah yang dapat membawa kebermanfaatan bagi orang lain, selain itu kita juga dapat menjadi motivator melalui tulisan sehingga orang yang membaca tulisan kita bisa saja termotivasi dan dapat memunculkan semangat dalam diri para pembaca.
Dunia kepenulisan, hingga saat ini masih mengalir dalam diriku, menyatu dalam jiwaku. Setiap waktu, kapan pun, dan dimana pun aku berada, aku tak lupa menyempatkan diri untuk meluangkan sedikit waktu untuk menulis. I wanna be a writer. Dan, kini mimpiku menjadi seorang penulis semakin kuat. Aku ingin menjadi penulis yang tidak hanya sekadar menceritakan kisah-kisah yang tak membawa manfaat. Namun, aku ingin menjadi penulis seperti kang Abik (Habibburrahman El Shirazy) dan bunda Asma Nadia, dengan menulis kisah-kisah Islami yang inspiratif, penuh motivasi dan sekaligus dapat berdakwah melalui tulisan. Selain itu, aku juga ingin menjadi seorang penulis yang membuat para pembaca menjadi selalu bersemangat dan dapat meyakinkan para pembaca supaya tak enggan melakukan perbaikan dalam dirinya supaya menjadi insan yang berakhlak baik. Semoga karya-karya yang aku tulis benar-benar dapat membawa kebermanfaatan bagi semua orang. Writing is my soul, i believe, i can to be a writer. Bismillah, “man jadda wajada” (siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil).


Sejenak aku berfikir, apa mungkin aku ini memang terlahir sebagai jiwa seorang penulis? Bukan sebagai aktivis yang pandai berorasi? Bukan sebagai motivator yang sangat pandai dalam public speakingnya? Atau pun sebagai profesi lainnya yang seluruh aktivitasnya selalu mengandalkan kemampuan lisannya. Namun, dengan begitu aku sekarang dapat menyadarinya. Semua orang memang terlahir dengan bakat dan kelebihan serta kekurangan yang berbeda-beda, masing-masing orang itu ‘berbeda bin unik’. Oleh karena itu, sudah sepatutnya aku harus senantiasa bersyukur kepada-Nya, tak boleh menuntut untuk memberikan kelebihan yang lebih lagi. Karena, dengan memiliki kemampuan dalam menulis pun aku sudah sangat bersyukur, karena ini semua memang sudah menyatu dalam jiwaku dan pemberian-Nya yang pasti terbaik untukku. Allah memang lebih tahu apa-apa yang terbaik untuk diri kita, dari apa-apa yang menurut kita baik padahal belum tentu baik bagi diri kita. Maka, tak usah memaksakan diri tuk menjadi orang yang lebih dari kelebihan orang lain, karena hanya akan melelahkan dirimu sendiri dan hanya akan memunculkan rasa berbangga diri yang teramat tinggi. Tetapi, lebih baik kita terus tumbuhkan rasa kemauan untuk belajar dan terus belajar dari kelebihan yang dimiliki orang lain, dan tetaplah bersikap rendah hati jika kau mampu mencapai kelebihan yang dimiliki orang lain. Kunci utama yang wajib kita miliki dalam hidup adalah rasa syukur. Karena dengan bersyukur, kita tak merasa kurang walau sebenarnya serba kekurangan.
Wallahu a'lam bishshowab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar