Selasa, 20 November 2012

Ada Kerikil Menggores Hati, Di Kala Aksi Save Our Palestine



Senin, 19 November 2012
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.08 WIB saatnya aku dan kawan-kawanku turun ke Semarang bawah menuju Tugu Muda untuk bergabung dengan kawan-kawan dari berbagai LDK (Lembaga Dakwah Kampus) se-kota Semarang. Sesampainya di Semarang bawah, kendaraan bermotor kami parkirkan terlebih dahulu di Udinus, kemudian kami beramai-ramai berjalan kaki menuju Tugu Muda untuk bergabung dengan kawan-kawan LDK dari berbagai universitas di Semarang. Pukul 16.15 WIB acara aksi penggalangan dana di buka oleh koordinator aksi dengan mengawalinya dengan bacaan basmalah (tasmiyah) bersama-sama, dilanjutkan dengan pembacaan sari tilawah oleh salah seorang peserta ikhwan yang turut serta dalam aksi penggalangan dana untuk Palestina. Kemudian dilanjutkan oleh sang koordinator aksi dalam pemberian taujih tentang kondisi saudara-saudara kita yang berada di Palestina kurang lebih 10 menit dan menjelaskan tentang maksud serta tujuan diselenggarakannya aksi penggalangan dana untuk Palestina.

Miris, ketika ku mendengar sendiri dari beberapa orang yang hilir mudik dijalanan lampu merah dekat Tugu Muda kota Semarang saat aku dan kawan-kawanku turut serta dalam aksi penggalangan dana untuk Palestina.
Saat aku masih berdiri di tepian jalan dekat lampu merah tiba-tiba ada seorang kernet bus kota yang melontarkan komentarnya kepadaku sebab aku membawa kertas hvs yang bertuliskan SAVE PALESTINE, orang tersebut berkata begini “Mbak..,mbak, mau-maunya kamu capek-capek menggalang dana tuk Negara lain, gak usah bantu Negara lain kalo Negara sendiri saja nggak bisa kamu bantu. Ojo mumet-mumet mikiri negoro mbak!” seketika aku pun menjawab, “ndak apa-apa pak, ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian kita terhadap saudara-saudara kita sesama muslim yang ada di sana pak.”
Dan kernet bus itu hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan-akan tindakan yang aku lakukan dan kawan-kawanku itu SALAH?! Yaa Rabbi, sungguh mereka tak mengetahui yang sesungguhnya. Andai saja mereka tahu, pasti semuanya tidak akan menyepelekan tindakan aksi penggalangan dana yang kami lakukan.
Beberapa menit kemudian, ada lagi yang berkata sinis terhadap aksi yang kami lakukan untuk saudara-saudara di Palestin, yaitu seorang lelaki pengendara sepeda motor beliau juga melontarkan komentar yang pedas seperti bapak kernet bus yang tadi, namun kali ini kata-katanya MAK JLEB, langsung mengena di hati dan sangat membuat hati nuraniku bergemuruh dan tak terima terhadap kalimat yang beliau lontarkan, bahwa beliau berkata “Negara Palestin iku negoro STUPID!!”
Yaa Allah…,Yaa Rabbiii, sangat-sangat keterlaluan bukan??? Orang-orang itu berkata seenaknya sendiri! Udah nggak ngasih sumbangan pula, malah bisanya cuma melemparkan komentar-komentar pedas saja?! Semoga Engkau menyadarkannya ya Allah.Aamiin.
Namun, ternyata masih ada orang yang memiliki rasa kepedulian terhadap aksi yang kami lakukan. Kala aku sedang berdiri di tepi jalan dekat lampu merah dan masih membawa atribut bertuliskan SAVE PALESTINE tiba-tiba ada seorang pria yang sedang mengayuh sepedanya dan berhenti sembari menghampiri ku dengan menyodorkan uang beberapa lembar dua ribuan, dan berlalu begitu saja. Alhamdulillah, setelah itu cukup banyak orang yang mau memberi sumbangan tuk saudara-saudara kita di Palestine. Tanpa terasa, waktu pun sudah menunjukkan pukul 17.15 WIB saatnya kami berkumpul kembali di tempat awal kami berkumpul dengan kawan-kawan LDK yang lain untuk mengumpulkan hasil penggalangan dana yang diperoleh sekaligus menutup acara yang di pandu oleh koordinator aksi dari salah seorang ikhwan dari universitas ternama di kota Semarang, tak terasa capek yang begitu menyiksa, karena ada bayangan senyum yang terkembang di sela-sela butiran-butiran air mata yang menghias saudara-saudara kita di Palestine. Kami sadar, uang dari hasil penggalangan dana hari ini tak mungkin dapat menghilangkan duka dan deritanya penderitaan mereka, namun setidaknya dapat mengurangi beban mereka walau tak begitu besar pengaruhnya. Semoga apa yang kami lakukan pun dapat di nilai Allah Swt sebagai jihad kami di jalan dakwah ini. Walau kami belum mampu berkontribusi dalam bentuk jihad yang sesungguhnya di medan sesungguhnya, di tanah Palestine. Semoga Allah berkenan menilai langkah-langkah kecil kami, karena kami peduli terhadap saudara-saudara kami di Palestina. Acara pun di akhiri dengan doa bacaan hamdalah dan doa Robithoh untuk saudara-saudara di Palestine terutama untuk para mujahid-mujahidah yang gugur sebagai syuhada, serta doa kafarottul majelis tak lupa kami baca, dan cuaca seketika berubah menjadi mendung kemudian perlahan-lahan gerimis mengguyur usai aksi yang kami lakukan. Semoga ini pertanda Allah meridhoi langkah-langkah kami dan harapannya dapat membawa berkah-Nya hingga dapat dirasakan oleh saudara-saudara kita di Palestina.
Kemudian, kami bergegas pulang ke kos supaya tak terjebak hujan deras. Kami pun langsung menuju parkiran Udinus, karena motor yang kami bawa di parkirkan di sana. Belum sampai jalan ke arah kampus ku, masih di kawasan tempat aksi tadi berlangsung hujan deras pun mengguyur kami, kami pun kehujanan saat di lampu merah, aku dan seorang kawanku terpisah dari rombongan akhwat yang satu kampus dengan kami, karena kemungkinan besar kawanku yang mengendarai motor itu lupa arah jalan untuk pulang ke arah kampus kami. Dan akhirnya, kami pun memutuskan untuk berteduh di emperan toko dekat jalan, namun kami tak kunjung menemukan emperan toko yang cukup besar untuk tempat kami berteduh, akhirnya tanpa direncanakan motor yang kami kendarai seakan-akan hanya mau berhenti di Toko Buku Gramedia, Alhamdulillah dan kami pun masuk ke parkiran Gramed dan sekaligus untuk menunaikan sholat maghrib disana. Dan tiba-tiba ada yang menelepon ku, ku angkat lho kok suaranya ikhwan? Ternyata, adik kos ku yang ikut aksi bareng kami meminta tolong kepada 2 ikhwan itu untuk membantu kami menunjukkan arah jalan yang benar untuk sampai ke kampus kami. Alhamdulillah, dan benar. Seusai aku dan kawanku sholat maghrib, 2 ikhwan itu sudah berada di Gramed dan mereka menunaikan sholat juga di Gramed. Sangat memalukan dan rasanya tak enak sekali karena kami jadi merepotkan mereka. Setelah selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan pulang ke kos, namun kami sudah janjian dengan adik kos ku itu yang ternyata menunggu aku dan kawanku di masjid RS Karyadi. Sesampainya aku, kawanku dan 2 orang ikhwan penunjuk jalan (hehe, maaf karena aku nggak kenal dan nggak tahu nama mereka^^,siapapun antum saya ucapkan matur nuwun dah) namun, aku tak mendapati batang hidung adik kos ku itu maupun motor yang dikendarai adik kos ku dan mantan adik kos yang sekamar denganku disaat aku masih semester 3. Aku dan kawanku mencari-cari mereka di kompleks masjid RS.Karyadi tak menemukan tanda-tanda, maupun gerak gerik keberadaan mereka. Lalu ku coba menghubunginya lewat telefon berkali-kali, ku coba telefon tapi tak diangkat, karena hape mereka ternyata lowbatt semua sehingga jadi nggak aktif dan sulit dihubungi. Hampir 30 menit menunggu di depan pintu keluar dekat masjid RS.Karyadi karena kami kira adik kos ku itu belum pulang dan masih berada di dalam masjid. Dan ternyata, setelah aku dan kawanku menghampiri ruang sholat khusus putri di dalam masjid tidak ada sosok adik kos ku. Dan usut punya usut, ternyata oh ternyata mereka (adik kos ku) sudah pulang menuju kos. Emm,, bener-bener dah kesabaran di uji, judule “menunggu geje”. Mana udah malem, ujan gerimis tak berhenti-berhenti, di tungguin 2 ikhwan pula, rasanya nggak enak banget dah. Kayak di jagain polisi gitu (untung nggak sampe di introgasi segala,hihii). Akhirnya, perjalanan kami lanjutkan lagi menuju jalan ke arah kampusku supaya dapat sampai di kos. Dan Alhamdulillah, sampai di kos dengan selamat tanpa kendala sedikit pun. Sungguh hari yang melelahkan, memalukan, namun mengesankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar