Senin, 05 November 2012

DIBALIK EUFORIA SARNAS FSLDK


(SARASEHAN NASIONAL-FORUM SILATURRAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS)

Saat aku sampai di UGM menuju gedung Purna budaya, Jumat 28 Oktober 2011 pukul 11.45 WIB yang pertama kali ku ku rasakan adalah rasa terkejut, karena pada waktu itu aku dan 5 orang kawanku , 3 akhwat (mba Lilis, neng Tika, dan Tammy) dan 2 ikhwan (akh Ali dan akh Ozi). Kami (akhwat) sangat terkejut karena di depan kami banyak serombongan ikhwan fillah yang keluar dari gedung Purna budaya menuju masjid kampus UGM. Kami (akhwat) kira pula, kami salah masuk gedung, ternyata memang benar tak salah masuk ke dalam pintu masuk gedungnya. Tetapi, saat itu kami benar-benar merasa sangat malu dan tak berani mendekati gedung Purna budaya untuk masuk ke dalam gedung. Sebab posisi kami waktu itu memang benar-benar di antara para ikhwan yang lalu lalang tak henti-hentinya yang hendak menuju masjid kampus untuk menunaikan sholat Jumat berjama’ah di masjid. Namun, akhirnya kami kumpulkan keberanian kami untuk tetap berjalan mendekati gedung Purna budaya. Dan selangkah demi selangkah kami mendekati gedung sampailah di teras gedung yang menyambut panitia penjaga presensi akhwat dan ikhwan yang di tempatkan di samping depan pintu masuk yang berhadap-hadapan. Sesampainya kami di teras gedung kemudian kami melakukan registrasi terlebih dahulu sekitar Rp 125.000,- per orang yang harus kami keluarkan untuk dapat mengikuti SARNAS FSLDK tahun 2011. Kemudian setelah selesai melakukan registrasi, tak lama kemudian kami berkumpul sebentar ikhwan dan akhwat untuk mengarahkan tujuan kita datang di SARNAS bukan hanya menjalin silaturrahim dan senang-senang saja, tetapi kita harus memperbanyak link untuk saling bertukar pikiran serta menggali kiat-kiat berdakwah yang efektif maupun susunan kepengurusan yang bagaimana beserta program-program kerja yang diadakan di masing-masing LDK (Lembaga Dakwah Kampus) se-Indonesia, karena tiap-tiap LDK memiliki keunikan dan perbedaan dalam menghidupkan dakwah di lingkungan kampus. Setelah pengarahan selesai kami berdoa sejenak agar tujuan kami dapat tercapai dan menghasilkan banyak buah pemikiran yang dapat di terapkan di LDK kami. Setelah selesai, kami pun berpisah karena yang ikhwan harus segera bergegas untuk menyusul para ikhwan dari berbagai Universitas yang sudah lebih dahulu menuju masjid kampus, sedangkan kami (akhwat) pun segera memasuki gedung dan mencari tempat duduk yang masih kosong untuk kami duduk sekaligus untuk menikmati makan pagi yang tertunda karena untuk perjalanan di dalam bis ekonomi. Dan disana kami pun berjumpa dengan saudara seiman kami yang satu Universitas dengan kami dari Sekaran, Ngaliyan, Tegal, sungguh kami senang sekali. Selain itu, kami juga saling ta’aruf dengan akhwat-akwat fillah dari berbagai Universitas se-Indonesia mulai dari angkatan yang muda hingga angkatan yang (maaf) tua.hehe
Sungguh, semua membaur menjadi satu tak mempermasalahkan selisih jenjang angkatan.
                Dan sungguh, ukhuwah dapat terjalin lebih erat lagi. Selain dapat kawan-kawan baru, dapat berbagai ilmu dan pengalaman yang begitu berharga, di sana kami semua di suguhi hiburan-hiburan yang menurut saya double ‘WAW’ dan subhanallah sekali. Tak pernah kami menyangka hiburannya dapat di balut dengan sebegitu apiknya dan tentunya tetap bernuansa Islami yang di kemas secara kreatif dan juga inovatif.
Seperti hari pertama, kami di suguhi hiburan oleh seorang aktivis dakwah kampus yang membacakan puisi dengan musikalisasi yang mampu membuat hati bergetar hingga air mata pun keluar cukup deras, kemudian dilanjutkan dengan Orchestra Islami dari ISI Yogyakarta yang membawakan lagu Opick yang berjudul ‘Bila Waktu Telah Berakhir’ yang dimainkan dengan biola dan seperangkat alat musik orchestra yang begitu mendayu-dayu nan syahdu yang mampu menciptakan ketenangan hati dan fikiran, dan sesekali dapat memecahkan kesadaran akan makna yang terkandung dalam syair lagu tersebut. Tak ketinggalan pula ada drama yang di suguhkan dengan apik dan cukup kreatif, karena tema drama yang diperankan oleh para ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dari UGM mengenai ‘problematika dakwah kampus’. Yang telah kita (ADK) ketahui permasalahan-permasalahan kecil yang dapat memicu menjadi permasalahan yang besar itu seringkali muncul dan mudah di jumpai di setiap LDK yang pernah mengalami masa-masa kesulitan itu, namun pada akhirnya selalu berbuah manis karena mampu di atasi dan menemukan solusi yang tepat dari hasil pemikiran bersama-sama sebab ukhuwah Islamiyah yang telah terjalin dengan erat. Kemudian hiburan dilanjutkan dengan tarian Saman dari Aceh, selain itu para pembicaranya juga sangatlah ‘joss’! seperti halnya pada acara awal pembukaan SG (Stadium General) SARNAS FSLDKN 2011 yang dibuka oleh Amin Rais, selanjutnya materi-materi di sampaikan oleh pembicara-pembicara seperti: Pak Ismail, Sumito, Ketua KPK M. Basyrih, Ananda Ismail (produser liputan 6 SCTV), hari kedua di isi oleh ustadz Salim A.Fillah (penulis), pendiri FSLDK, dan dari 3 mahasiswa alumni UGM yang mendapat beasiswa dan dapat melanjutkan studynya ke Nayang-Universitas di Singapura 2 orang, dan 1 orang ada yang melanjutkan ke Malaysia Perguruan Tinggi Agama Islam. Kemudian dilanjutkan acara hiburan dari Izzatul Islam dan Shouttul Harokah.
                Namun, ada sisi lain yang aku temukan disana, sisi yang berbeda dari karakter pemuda pemudi Islam yang sesungguhnya. Mengapa disaat pembagian doorprize para ikhwan maupun para akhwat sangat antusias sekali untuk segera mengangkat tangan ke atas agar mendapatkan doorprize hanya berhadiah voucher senilai Rp 100.000,-??? Jika di bandingkan dengan sesi tanya jawab seusai pembicara mengisi materi??! Kemana rasa antusiasme saat pembagian doorprize? Mengapa lebih banyak yang mengangkat tangan pada waktu pembagian doorprize hendak dibagikan, dari pada saat sesi tanya jawab dibuka?
Dan yang sangat membuat saya heran dan tak habis-habisnya berfikir ialah, ketika pada saat pengambilan konsumsi pada malam hari secara prasmanan diperkenankan mengambil makanan sendiri-sendiri di gerobak Angkringan yang telah disiapkan oleh penyelenggara. Mengapa pada saat makan malam tak ada yang mau mengantri dengan tertib? Hingga saling berebut makanan?? Apa karena takut kehabisan yaa??? Emm..kemungkinan begitu sih, pada khawatir kalo nggak kebagian. Astaghfirullah..,yaa Rabbii..sungguh TERLALU!! Dan sungguh terlihat aneh dan sangat miris melihat sikap mereka yang seperti itu! Dan benar, tak berapa lama hanya dalam hitungan kurang lebih 10 menit, 2 gerobak Angkringan yang berisi nasi kucing dan gorengan itu LUDES!! Hanya menyisakan ceceran minyak dari gorengan dan beberapa biji cabe rawit. Akhirnya ada yang belum kebagian makanan, sehingga hanya bisa gigit jari sambil bersabar menanti makanan tambahan yang sedang dibelikan panitia. Sungguh, benar-benar memalukan  dan tak patut di contoh! Astaghfirullahal’adziim..
Seharusnya mereka sudah mengerti dan paham betul bahwa nabi Muhammad SAW mengajarkan ummatnya untuk bersabar dalam segala urusan serta harus mendahulukan kepentingan saudaranya ketimbang mendahulukan kepentingan pribadi. Tak peduli dengan saudara seiman yang kelaparan, lebih mementingkan perut sendiri yang kenyang? Begitukah sepatutnya? Apa begini karakter seorang ADK? Tentu TIDAK bukan? Mari kita introspeksi diri kita!
           Dan ada lagi yang sungguh sangat ironis, pada pembagian kamar di penginapan bagi ikhwan maupun akhwat di kumpulkan dalam tempat yang sama, di pelataran depan masjid kampus. Hingga saya tak habis fikir, mengapa para panitia penyelenggara sangat kurang berkoordinasi dengan baik, sehingga ikhwan dan akhwat membaur karena tak ada hijab. Sampai-sampai ada beberapa ikhwan yang tak dapat sedikit bersabar sehingga akan masuk ke dalam bis yang sebetulnya di sediakan untuk para akhwat terlebih dahulu. Sempat kondisi jadi tak kondusif, namun Alhamdulillah setelah ada panitia akhwat yang berkoar-koar memberikan himbauan untuk para ikhwan supaya bisa bersabar akhirnya suasana dapat sedikit terkendali. Semoga, hal-hal seperti ini tak akan terulang kembali dan menjadi perhatian bagi kita semua untuk dapat bersikap dengan baik, tak mengikuti ego sendiri. Semoga dapat kita ambil ibroh (hikmah-nya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar