(SARASEHAN NASIONAL-FORUM SILATURRAHIM LEMBAGA DAKWAH KAMPUS)
Saat aku sampai
di UGM menuju gedung Purna budaya, Jumat 28 Oktober 2011 pukul 11.45 WIB yang
pertama kali ku ku rasakan adalah rasa terkejut, karena pada waktu itu aku dan
5 orang kawanku , 3 akhwat (mba Lilis, neng Tika, dan Tammy) dan 2 ikhwan (akh
Ali dan akh Ozi). Kami (akhwat) sangat terkejut karena di depan kami banyak
serombongan ikhwan fillah yang keluar dari gedung Purna budaya menuju masjid kampus
UGM. Kami (akhwat) kira pula, kami salah masuk gedung, ternyata memang benar
tak salah masuk ke dalam pintu masuk gedungnya. Tetapi, saat itu kami
benar-benar merasa sangat malu dan tak berani mendekati gedung Purna budaya untuk
masuk ke dalam gedung. Sebab posisi kami waktu itu memang benar-benar di antara
para ikhwan yang lalu lalang tak henti-hentinya yang hendak menuju masjid
kampus untuk menunaikan sholat Jumat berjama’ah di masjid. Namun, akhirnya kami
kumpulkan keberanian kami untuk tetap berjalan mendekati gedung Purna budaya.
Dan selangkah demi selangkah kami mendekati gedung sampailah di teras gedung
yang menyambut panitia penjaga presensi akhwat dan ikhwan yang di tempatkan di
samping depan pintu masuk yang berhadap-hadapan. Sesampainya kami di teras
gedung kemudian kami melakukan registrasi terlebih dahulu sekitar Rp 125.000,-
per orang yang harus kami keluarkan untuk dapat mengikuti SARNAS FSLDK tahun
2011. Kemudian setelah selesai melakukan registrasi, tak lama kemudian kami
berkumpul sebentar ikhwan dan akhwat untuk mengarahkan tujuan kita datang di
SARNAS bukan hanya menjalin silaturrahim dan senang-senang saja, tetapi kita
harus memperbanyak link untuk saling bertukar pikiran serta menggali kiat-kiat
berdakwah yang efektif maupun susunan kepengurusan yang bagaimana beserta
program-program kerja yang diadakan di masing-masing LDK (Lembaga Dakwah
Kampus) se-Indonesia, karena tiap-tiap LDK memiliki keunikan dan perbedaan
dalam menghidupkan dakwah di lingkungan kampus. Setelah pengarahan selesai kami
berdoa sejenak agar tujuan kami dapat tercapai dan menghasilkan banyak buah
pemikiran yang dapat di terapkan di LDK kami. Setelah selesai, kami pun
berpisah karena yang ikhwan harus segera bergegas untuk menyusul para ikhwan
dari berbagai Universitas yang sudah lebih dahulu menuju masjid kampus,
sedangkan kami (akhwat) pun segera memasuki gedung dan mencari tempat duduk
yang masih kosong untuk kami duduk sekaligus untuk menikmati makan pagi yang
tertunda karena untuk perjalanan di dalam bis ekonomi. Dan disana kami pun
berjumpa dengan saudara seiman kami yang satu Universitas dengan kami dari
Sekaran, Ngaliyan, Tegal, sungguh kami senang sekali. Selain itu, kami juga
saling ta’aruf dengan akhwat-akwat fillah dari berbagai Universitas
se-Indonesia mulai dari angkatan yang muda hingga angkatan yang (maaf) tua.hehe
Sungguh, semua membaur menjadi
satu tak mempermasalahkan selisih jenjang angkatan.
Dan
sungguh, ukhuwah dapat terjalin lebih erat lagi. Selain dapat kawan-kawan baru,
dapat berbagai ilmu dan pengalaman yang begitu berharga, di sana kami semua di
suguhi hiburan-hiburan yang menurut saya double ‘WAW’ dan subhanallah sekali.
Tak pernah kami menyangka hiburannya dapat di balut dengan sebegitu apiknya dan
tentunya tetap bernuansa Islami yang di kemas secara kreatif dan juga inovatif.
Seperti hari pertama, kami di
suguhi hiburan oleh seorang aktivis dakwah kampus yang membacakan puisi dengan
musikalisasi yang mampu membuat hati bergetar hingga air mata pun keluar cukup
deras, kemudian dilanjutkan dengan Orchestra Islami dari ISI Yogyakarta yang
membawakan lagu Opick yang berjudul ‘Bila Waktu Telah Berakhir’ yang dimainkan
dengan biola dan seperangkat alat musik orchestra yang begitu mendayu-dayu nan
syahdu yang mampu menciptakan ketenangan hati dan fikiran, dan sesekali dapat
memecahkan kesadaran akan makna yang terkandung dalam syair lagu tersebut. Tak
ketinggalan pula ada drama yang di suguhkan dengan apik dan cukup kreatif,
karena tema drama yang diperankan oleh para ADK (Aktivis Dakwah Kampus) dari
UGM mengenai ‘problematika dakwah kampus’. Yang telah kita (ADK) ketahui permasalahan-permasalahan
kecil yang dapat memicu menjadi permasalahan yang besar itu seringkali muncul
dan mudah di jumpai di setiap LDK yang pernah mengalami masa-masa kesulitan
itu, namun pada akhirnya selalu berbuah manis karena mampu di atasi dan
menemukan solusi yang tepat dari hasil pemikiran bersama-sama sebab ukhuwah
Islamiyah yang telah terjalin dengan erat. Kemudian hiburan dilanjutkan dengan tarian
Saman dari Aceh, selain itu para pembicaranya juga sangatlah ‘joss’! seperti
halnya pada acara awal pembukaan SG (Stadium General) SARNAS FSLDKN 2011 yang
dibuka oleh Amin Rais, selanjutnya materi-materi di sampaikan oleh
pembicara-pembicara seperti: Pak Ismail, Sumito, Ketua KPK M. Basyrih, Ananda
Ismail (produser liputan 6 SCTV), hari kedua di isi oleh ustadz Salim A.Fillah
(penulis), pendiri FSLDK, dan dari 3 mahasiswa alumni UGM yang mendapat
beasiswa dan dapat melanjutkan studynya ke Nayang-Universitas di Singapura 2
orang, dan 1 orang ada yang melanjutkan ke Malaysia Perguruan Tinggi Agama
Islam. Kemudian dilanjutkan acara hiburan dari Izzatul Islam dan Shouttul
Harokah.
Namun,
ada sisi lain yang aku temukan disana, sisi yang berbeda dari karakter pemuda
pemudi Islam yang sesungguhnya. Mengapa disaat pembagian doorprize para ikhwan
maupun para akhwat sangat antusias sekali untuk segera mengangkat tangan ke
atas agar mendapatkan doorprize hanya berhadiah voucher senilai Rp 100.000,-???
Jika di bandingkan dengan sesi tanya jawab seusai pembicara mengisi materi??!
Kemana rasa antusiasme saat pembagian doorprize? Mengapa lebih banyak yang
mengangkat tangan pada waktu pembagian doorprize hendak dibagikan, dari pada
saat sesi tanya jawab dibuka?
Dan yang sangat membuat saya
heran dan tak habis-habisnya berfikir ialah, ketika pada saat pengambilan
konsumsi pada malam hari secara prasmanan diperkenankan mengambil makanan
sendiri-sendiri di gerobak Angkringan yang telah disiapkan oleh penyelenggara.
Mengapa pada saat makan malam tak ada yang mau mengantri dengan tertib? Hingga
saling berebut makanan?? Apa karena takut kehabisan yaa??? Emm..kemungkinan
begitu sih, pada khawatir kalo nggak kebagian. Astaghfirullah..,yaa Rabbii..sungguh
TERLALU!! Dan sungguh terlihat aneh dan sangat miris melihat sikap mereka yang
seperti itu! Dan benar, tak berapa lama hanya dalam hitungan kurang lebih 10 menit,
2 gerobak Angkringan yang berisi nasi kucing dan gorengan itu LUDES!! Hanya
menyisakan ceceran minyak dari gorengan dan beberapa biji cabe rawit. Akhirnya
ada yang belum kebagian makanan, sehingga hanya bisa gigit jari sambil bersabar
menanti makanan tambahan yang sedang dibelikan panitia. Sungguh, benar-benar
memalukan dan tak patut di contoh!
Astaghfirullahal’adziim..
Seharusnya mereka sudah mengerti
dan paham betul bahwa nabi Muhammad SAW mengajarkan ummatnya untuk bersabar
dalam segala urusan serta harus mendahulukan kepentingan saudaranya ketimbang
mendahulukan kepentingan pribadi. Tak peduli dengan saudara seiman yang
kelaparan, lebih mementingkan perut sendiri yang kenyang? Begitukah sepatutnya?
Apa begini karakter seorang ADK? Tentu TIDAK bukan? Mari kita introspeksi diri
kita!
Dan ada lagi yang sungguh sangat
ironis, pada pembagian kamar di penginapan bagi ikhwan maupun akhwat di
kumpulkan dalam tempat yang sama, di pelataran depan masjid kampus. Hingga saya
tak habis fikir, mengapa para panitia penyelenggara sangat kurang berkoordinasi
dengan baik, sehingga ikhwan dan akhwat membaur karena tak ada hijab.
Sampai-sampai ada beberapa ikhwan yang tak dapat sedikit bersabar sehingga akan
masuk ke dalam bis yang sebetulnya di sediakan untuk para akhwat terlebih
dahulu. Sempat kondisi jadi tak kondusif, namun Alhamdulillah setelah ada panitia
akhwat yang berkoar-koar memberikan himbauan untuk para ikhwan supaya bisa
bersabar akhirnya suasana dapat sedikit terkendali. Semoga, hal-hal seperti ini
tak akan terulang kembali dan menjadi perhatian bagi kita semua untuk dapat
bersikap dengan baik, tak mengikuti ego sendiri. Semoga dapat kita ambil ibroh
(hikmah-nya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar