Kamis, 29 November 2012

Lanjutan GaPul Nggak Yaa??? Part 2


[disepanjang perjalanan berjumpa dengan kepingan-kepingan hikmah yang terserak]

Namun, lagi-lagi Alhamdulillah Allah selalu memudahkan perjalanan kami walau harus kami lalui dengan penuh kesabaran untuk bisa pulang sampai rumah. Di lampu merah dekat sam poo kong ada bis jurusan mangkang, kami pun tak menyia-nyiakan bis itu sebelum melewati kami dan sebelum lampu merah berubah menjadi warna hijau, kami bergegas mendekati bis dan langsung masuk ke dalam bis. Alhamdulillah langsung mendapatkan tempat duduk.
Kami pun akhirnya mendapatkan bis ekonomi di depan jalan raya sebelah selatan terminal Mangkang, sudah kami duga sebelumnya pasti sudah penuh sesak dan kami pun tetap masuk ke dalam bis karena sudah malam. Waktu pun sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB hujan gerimis pula, mau tidak mau kami naik bis ekonomi walau awalnya berencana mau naik bis PATAS di agen bis Coy*, namun karna di agen bis jumlah orang-orang yang mengantri untuk mendapatkan karcis bis membludak, akhirnya kami urungkan niat kami untuk turut mengantri di agen bis. Karna bisa-bisa tak dapat karcis, dan yang ada jika kami nekat tetap antri karcis di agen bis kemungkinan besar kami tak bisa pulang kampung. Dan dengan sangat terpaksa, kami berdiri dari Semarang hingga sampai di pertengahan Alas Roban-Batang. Sungguh, penat dan pegal amat terasa, terutama rasa nyeri di kaki kananku yang tak tertahankan sebab luka kecelakaan setengah tahun yang lalu, apalagi bahu ku rasanya sudah tak kuat untuk menopang beban berat dari tas ransel yang ku bawa, ku tak habis fikir. Padahal penumpang yang mendapat tempat duduk kebanyakan laki-laki, namun anehnya jiwanya tak menunjukkan kelaki-lakiannya (atau bisa dikatakan nggak gentle man). Kalo mereka bener-bener laki-laki, pasti bersedia bergantian tempat duduk, karena yang tak kebagian tempat duduk sebagian besar adalah para wanita. Sungguh TERLALU bukan? Apalagi saat aku belum mendapatkan tempat duduk saat bis melaju di jalanan alas roban, tiba-tiba jalannya menjadi pelan karna jalanan yang dilalui berkelok-kelok dan menanjak, sungguh tak bisa dibayangkan saat bis yang ku naiki itu berjalan mundur karna kelebihan muatan (jumlah penumpangnya melebihi kapasitas), bis sempat tak kuat jalan menanjak sehingga bis sempat berjalan mundur, aku dan membuat semua penumpang didalam bis menjadi panik. Namun, Alhamdulillah bis yang tadinya mundur dan hampir menabrak kendaraan yang di belakang bis bisa dikendalikan kembali sebab kondektur bis turun dari bis ddan langsung mengganjal roda belakang bis dengan balok kayu, Alhamdulillah terima kasih yaa Rabb Engkau masih memberikan keselamatan padaku dan seluruh penumpang bis. Perjalanan pun dapat dilanjutkan kembali, Alhamdulillah tanpa hambatan lagi, hanya berjumpa dengan macet di area lampu merah. Di sepanjang perjalanan ku hanya ku lakukan hanya berdzikir, dzikir dan dzikir agar Allah senantiasa melindungiku agar terhindarkan dari malapetaka seperti kejadian tadi saat bis sempat berjalan mundur. Bisa saja bis bisa mundur itu pertanda, kalau Allah tak ridho terhadap si sopir dan kernet bis yang terus menaikan penumpang ke dalam bis walau kapasitas jumlah kursi bis tak sebanding dengan banyaknya jumlah penumpang. Terlihat jelas bahwa si sopir dan kernet bis itu memiliki sifat yang serakah karna tak mau berbagi penumpang dengan bis yang lain, inginnya semua penumpang yang dijumpai di sepanjang jalan di angkut semua walau sudah penuh sesak agar bisa meraup keuntungan yang berlipat-lipat. Si sopir dan kondektur tak pernah puas pada rezeki yang telah Allah berikan kepada pak Sopir dan pak kondektur bis, semoga dapat kita petik hikmah-hikmah yang terserak di sepanjang perjalanan yang ku lalui.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar