“Mukadimah"
Dengan menyebut nama Allah, segala puji hanya bagi-Nya. Rahmat dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepada manusia terbaik, Nabi Muhammad Saw.
Para ibu, pemudi, dan pemuda mengadu…
Semua orang mencelamu, barangkali lantaran mereka tidak mau taat kepada Allah atau lantaran mereka tidak mau menutupi kekurangan diri mereka, atau lantaran mereka lalai dan meremehkan syariat Islam, atau barangkali mereka sengaja membujuk dan menipu daya agar engkau tidak memakai jilbab.
Pakailah jilbab wahai putriku agar dirimu bertambah cantik…
Selamat, semoga engkau diberkahi Allah, sungguh engkau putri yang sangat cantik.
Putriku sayang
Putriku, engkau adalah ibu, saudara perempuan, anak perempuan, bibi, nenek, bahkan ibu susu. Engkau selalu ada di dalam rumah dan di dalam hati setiap insan. Setiap lelaki atau perempuan pasti memiliki ibu yang selalu mengasuhnya, bahkan rela tak tidur di malam hari agar anaknya dapat lelap dalam istirahat.
Sekarang engkau sebagai putri remaja dan esok engkau akan menjadi seorang ibu. Apakah engkau rela memberikan kesempatan pada setiap orang untuk melihat auratmu, atau untuk menjamahmu, atau untuk melontarkan tuduhan atas dirimu hanya lantaran satu tatapan atau satu kata yang terucap dari bibirmu, dalam satu pertemuan yang disengaja atau yang tidak disengaja?
Atau maukah engkau membawa bukti yang kuat atas kehormatan dan keteguhanmu di jalan yang benar, sehingga dengan demikian engkau tidak dapat dijamah dan terhindar dari gosip karena engkau tidak dapat dijamah dan terhindar dari gosip karena engkau melaksanakan dan konsisten terhadap perintah Allah, petunjuk Nabi Muhammad Saw, serta mengikuti jalan hidup ummahat al-muslimin (istri-istri Nabi Saw), semoga Allah meridhai mereka dan menjadikan mereka ridha kepada-Nya.
Pada hari ini engkau memiliki kesempatan untuk memilih jalan yang pantas bagimu, yang akan menjadikanmu sebagai orang yang
istimewa dan terhormat dengan berpegang teguh pada ajaran agamamu dan pada akhlak mulia, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang bersumber dari Sufyan ibn Abdullah, ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah Saw. ‘Wahai Rasulullah, ajarilah aku sebuah perkataan baik dalam Islam yang tidak aku pinta dari orang lain selain dirimu.’ Rasulullah Saw bersabda, ‘Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian tetap teguhlah.” (HR.Muslim)
Buku ini memberikan kesempatan itu kepadamu agar engkau dapat mengenal siapa dirimu sebenarnya dan mengetahui apa yang dapat kamu lakukan.
Inilah kehidupanmu dan engkau akan dimintai pertanggungjawaban di dunia ini oleh dirimu sendiri, keluargamu, bahkan oleh orang yang mencintaimu. Di akhirat kelak engkau akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt tentang setiap kata dan perbuatan. Apakah engkau sudah siap?
Marilah mencari keberkahan dari Allah Swt, marilah berlayar mengelilingi lautan buku ini.
Aku berdoa, semoga Allah menunjukimu jalan yang dicintai dan diridhai-Nya di dunia dan di akhirat.
Ayahandamu,
Dr.Muhammad Fahd ats-Tsuwaini
“Para Wanita yang
Menghidupkan Makna Jilbab”
1. Fathimah az-Zahra binti Muhammad
Rasulullah Saw, beliau adalah ibu dua penghulu para pemuda di surga yaitu Hasan
dan Husain, cucu Rasulullah Saw.
2. Aisyah (ummul mu’minin) binti Abu
Bakar Ash-Shidiq, beliau adalah wanita yang paling alim dan paling mengerti
ajaran agama Islam. Semoga Allah Swt meridhainya dan menjadikannya ridha
kepada-Nya.
3. Asma’ binti Abu Bakar (Abdullah
ibn Abu Quhafah Utsman ibn Amir), beliau merupakan sahabat terbaik, saudara
seayah Aisyah r.a, ibu dari Abdullah ibn Zubair. Beliau memiliki lisan yang
fasih, hati yang jernih, dan pandai membuat syair. Beliau terkenal dengan
sebutan dzat an-nithaqain (wanita pemilik dua kain) karena ia menyobek kainnya
untuk menutupi makanan yang akan dihidangkan kepada Rasulullah Saw ketika sedang mengadakan
perjalanan hijrah menuju Madinah. Nabi Saw menyampaikan kabar gembira untuknya
bahwa ia akan diberikan dua kain yang sangat indah di surga nanti.
4. Romlah binti Abu Sufyan, beliau
terkenal dengan sebutan Ummu Habibah r.a. Ia juga salah seorang wanita dari
suku Quraisy keturunan Umayyah. Ia juga satu dari beberapa orang yang pertama
kali menerima Islam dan memeluknya.
5. Nusaibah binti Ka’ab ibn Amr ibn Auf ibn Mabdzul, beliau adalah salah
seorang sahabat yang ikut serta pada Perang Uhud dan beberapa peperangan
setelahnya. Pada perang Yamamah sebelah tangannya terpotong. Ia adalah Ummu
Imarah, beliau juga ikut berperang pada perang Uhud dan diuji oleh Allah Swt,
beliau berhadapan dengan Ibnu Qamiah yang telah bernazar akan membunuh
Rasulullah Saw. Serangan pedang Ibnu Qamiah melukai pundaknya. Lalu ia membalas
serangan itu dengan mengayunkan pedang ke tubuh Ibnu Qamiah beberapa kali.
Tetapi Ibnu Qamiah memakai baju besi dua lapis sehingga ia selamat dari
serangannya. Ummu Imarah terus berperang hingga ia menderita sebanyak dua belas
luka. Ketahuilah bahwa perang Uhud orang yang menyebarkan berita bahwa
Rasulullah Saw telah terbunuh adalah Ibnu Qamiah (padahal yang terbunuh adalah
seorang sahabat Nabi yang bernama Mush’ab ibn Umair). Ibnu Qamiah mengira bahwa
Mush’ab ibn Umair adalah Rasulullah Saw karena wajahnya mirip dengan wajah
Rasulullah Saw (Dikutip dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, hlm.287 dengan sedikit
perubahan) Itu semua merupakan keikhlasan, keberanian serta pengorbanan dari
seorang ibu bernama Nusaibah binti Ka’rab.
(Dikutip dari kitab
Nuzhah al-Muttaqin Syarh Riyadh ash-Shalihin, jilid 2 karya an-Nawawi, semoga
Allah Swt mencurahkan rahmat kepadanya).
Mereka adalah para putri
dan wanita mukminah yang patut ditauladani, pelajarilah biografi mereka juga
biografi wanita shalihah lainnya agar engkau bangga dengan ajaran Islam-mu.
SELAMAT, engkau adalah putri yang
sangat cantik.
“Karakteristik Wanita Cantik yang
Berjilbab”
Putri
yang berjilbab akan memperoleh lebih dari 45 keuntungan dalam 15 karakteristik.
Carilah
keuntungan-keuntungan itu, engkau layak mendapatkannya.
Berikut
adalah ungkapan dari para pemudi yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas.
“Aku ingin memakai jilbab, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya agar diriku
mau memakai jilbab.”
Aku
menjawab:
Putriku
sayang, ketahuilah bahwa mengenakan jilbab merupakan pelaksanaan perintah Allah
Swt juga merupakan bukti ketaatan terhadap Rasulullah Saw. Memakai jilbab demi
kemaslahatan dirimu sendiri. Sungguh (dengan mengenakan jilbab) engkau menjadi
wanita yang sangat cantik. Aku akan menyampaikan sebuah karakteristik yang
asasi kemudian menjelaskannya dalam tiga makna. Kemudian aku tuliskan cara
praktis yang akan dapat merealisasikan salah satu dari tiga makna tersebut.
1.
Mengenakan Jilbab Merupakan Bukti
Ketaatanku Kepada Allah Swt
- Aku adalah Wanita yang Taat kepada Allah Swt
1) Aku
berkomitmen menjalankan perintah Allah Swt dan meninggalkan segala
larangan-Nya. Maksudnya adalah aku akan memilih jilbab syar’I (jilbab yang
benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam)
2)
Aku
rela dan pasrah terhadap perintah Allah Swt, artinya aku mau memakai jilbab
itu.
3) Aku
memahami dan siap melaksanakan firman Allah Swt yang termaktub didalam
Al-Qur’an: ”Hai istri-istri Nabi, kamu
sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit
hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah
yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu
sebersih-bersihnya.” (QS.Al-Ahzab :
32-33)
“Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Al-Ahzab
: 59)
2.
Memakai Jilbab Berarti Mengikuti
Sunnah Rasulullah Saw
- Aku adalah Pengikut Sunnah Rasulullah Saw
1) Aku
mengikuti sunnah Rasulullah Saw, tiada kehidupan bagi orang yang tidak memiliki
prinsip dan tidak beragama.
2) Aku
menauladani ummahat al-muslimin serta
mengikuti jalan hidup mereka. Mereka adalah wanita-wanita yang paling mulia
memahami sunnah Rasulullah Saw.
3) Aku menyadari betapa seriusnya
sabda Rasulullah Saw, beliau bersabda, “…dan
wanita-wanita yang mengenakan pakaian tetapi mereka tetap telanjang, mereka menarik
perhatian kaum lelaki dan berjalan dengan melenggak-lenggok. Kepala-kepala
mereka bagaikan punuk-punuk unta yang condong. Mereka tidak akan dapat masuk
kedalam surga serta tidak akan mendapatkan wanginya. Sungguh wanginya surga
amat jauh dari mereka. (HR.Muslim)
Putriku sayang,
Engkau menyaksikan setiap hari
pemandangan seperti yang digambarkan oleh Rasulullah Saw, dalam sabdanya itu di
pasar, di sekolah, dan di tempat-tempat perhimpunan pemuda. Sangat ironis,
mengapa hati dan akal mereka menjadi selalai itu. Janganlah engkau menjadi
wanita yang mengikuti mereka yang senantiasa memberikan nasihat dan mengingatkan
mereka meski hanya dengan gaya berbusanamu yang sesuai dengan petunjuk Nabi
Saw.
Rasulullah Saw sangat
memperhatikan kaum wanita karena mereka merupakan tiang masyarakat juga sebagai
pangkal kehormatan dan keteguhan terhadap perintah agama. Ketahuilah bahwa
musibah besar yang pertama kali menimpa Bani Israil bersumber dari kaum wanita.
Oleh sebab itu, aku sangat menginginkanmu, wahai putriku, memahami pesan dan
nasihat ini agar engkau dapat memperbaiki diri.
3.
Memakai Jilbab adalah Kesempatan
untuk Menunjukkan Identitas Diri
- Aku Berbeda dengan Gadis-gadis Lain
1) Busanaku
adalah busana khusus dan rapih.
2) Busanaku
membedakanku dengan wanita-wanita musyrik yang fasik yang hanyut terbawa arus
(budaya barat) yang menyalahi sunnah Nabi Saw, lebih-lebih wanita-wanita
penjual diri yang senantiasa menggoda para pemuda dan pemudi. Jalan-jalan dan
klub-klub malam menjadi saksi atas kerusakan moral wanita semacam mereka.
3)
Busanaku
menunjukkan identitasku sebagai Muslimah sejati dan membedakanku dengan
wanita-wanita yang lain.
- Aku Berhasil Melawan Penolakan Keluargaku
Aku
memiliki kisah yang unik. Biasanya keluarga memotivasi putrinya untuk memakai
jilbab sejak usia dini. Tetapi yang aku alami justru kebalikannya. Aku
berkeinginan kuat memakai jilbab tetapi aku tidak mendapatkan motivasi yang
semestinya aku dapatkan dari keluargaku. Bahkan mereka mencegahku memakai
jilbab pada saat itu. Barangkali alasannya adalah karena aku masih kecil dan
mereka khawatir aku akan bosan memakai jilbab di usia dewasa lalu aku
melepaskannya.
Ketahuilah
ini adalah alasan yang tidak benar yang sering dijadikan dalih oleh para wanita
sekarang. Mereka tidak segera memerintahkan putrid mereka memakai jilbab
lantaran khawatir sang putri akan bosan dan pada akhirnya tidak mau memakai
jilbab. Ini tidak lain hanyalah tipu daya Iblis. Waspadalah akan tipu daya ini
yang biasa ditanamkan setan dalam benak para ibu.
4.
Jilbab merupakan Keindahan dan
Perhiasan
- Aku Wanita yang Sangat Cantik
1) Tubuhku
tertutup rapat, tersembunyi dan terjaga. Segala sesuatu yang tersembunyi adalah
barang yang amat mahal.
2) Dengan
jilbab bentuk tubuhku menjadi serasi sehingga keluargaku, sahabat-sahabatku,
serta guru-guruku senang melihatku.
3)
Dengan
jilbab paras wajahku menjadi cantik berseri.
- Aku Wanita yang Senang, Menyenangkan, Supel, dan Sederhana
Barang-barang
berikut ini senantiasa tersimpan rapih, bahkan dapat menjadi sumber terjadinya
malapetaka;mutiara,emas,intan,perak,berlian, dan minyak tanah semuanya
tersembunyi dan tertutup. Apakah engkau dapat memahami maksudku wahai putriku?
5.
Jilbab merupakan Penutup Aurat
juga sebagai Cerminan dari Sifat Malu
- Aku Wanita yang Sopan
1)
Aku
malu jika kerabat dan teman-teman putriku menceritakan diriku kepada lelaki
yang bukan mahramku seperti saudara-saudara atau suami-suami mereka.
2)
Aku
malu bercumbu rayu.
3)
Aku
malu membuka aurat, baik kepala, leher, atau betisku. Anggota-anggota tubuh
inilah yang biasa dilirik oleh mata lelaki yang berhati buaya. Kenyataannya
sekarang wanita berjilbab dan wanita yang suka berkeliaran sama saja, karena
wanita sekarang meski memakai jilbab, beberapa bagian tubuhnya masih dapat
terlihat, juga banyak yang mengenakan celana ketat yang menampakkan bentuk
aurat.
Busana Muslimah yang syar’i (yang
sesuai dengan tuntunan Islam) adalah yang tidak tipis, tidak memperjelas
lekuk-lekuk tubuh serta menutup aurat.
6.
Jilbab adalah Cerminan dari Rasa
Cemburu dan Rasa Malu
- Aku, Wanita yang Memiliki Sifat Malu
1)
Aku
wanita yang sangat menginginkan kebaikan untuk diriku. Aku tidak suka orang
lain menikmati suaraku, memandangi bentuk tubuhku, atau mengamati gerak-gerikku
baik ia masih kerabatku atau bukan.
2) Jilbabku
merupakan cerminan dari sifat malu yang ada dalam diriku. Setiap orang memiliki
identitas. Identitasku adalah jilbabku.
3)
Jilbabku
adalah sarana untuk mendapatkan kepercayaan dari saudara dan keluargaku.
Realita-nya bertolak belakang, akhlak yang baik tidak diperhatikan lagi, tiada
daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah semata. Dalam pergaulan
sehari-hari pemuda dan pemudi bercampur baur disetiap tempat dan waktu, bahkan
meski seorang gadis sedang berjalan bersama keluarganya (ada saja pemuda yang
berani mendekatinya untuk bercakap-cakap dan lain sebagainya)
- Ungkapan Wanita yang Memiliki Sifat Malu
Aku
senantiasa menjaga :
-
Suaraku
-
Bentuk
tubuhku
-
Gerak-gerikku
Kami ucapkan : SELAMAT, engkau
adalah wanita yang memiliki sifat malu.
7.
Jilbabku Penutup Kekuranganku
- Aku Wanita yang Selamat
1) Dengan
mengenakan jilbab dan busana yang Islami aku disebut orang sebagai wanita yang
baik, tidak ada orang yang mengolok-olokku atau menyebarkan berita tidak baik
tentang diriku meskipun orang-orang zaman sekarang banyak yang suka menyebar
gosip dan membicarakan keburukan orang lain.
2)
Dengan
sama-sama mengenakan jilbab hilanglah rasa iri antara sesama wanita baik yang
kerabat atau yang bukan kerabat, bahkan orang lain tidak dapat
membanding-bandingkan antara satu wanita dengan wanita yang lainnya, karena
semuanya sama-sama memakai jilbab dan busana yang menutup rapih seluruh
auratnya.
3) Dengan
mengenakan jilbab dan busana yang Islami aku dapat berinvestasi dan mengurangi
pemborosan harta ayah dan ibuku karena aku tidak perlu mempercantik diriku di
salon-salon, juga tidak memerlukan alat-alat kosmetik yang berlebihan dan
mahal.
- Jilbab dan Busana Syar’i sebagai Penutup
Jilbab
sebagai penutup rambut, warna kulit, bekas luka, jerawat atau bisul serta
berbagai kekurangan lainnya yang dapat dilihat orang.
Tentu
semua gadis sangat menginginkan penampilannya menjadi cantik dan indah. Ini
adalah suatu hal yang lumrah dan terpuji selama tata cara berpenampilan itu
sesuai dengan tuntunan agama. Dengan mengenakan jilbab dan busana Muslimah yang
syar’i engkau berarti mendapatkan kesempatan untuk memperindah dirimu karena
dirimu akan selamat dari gosip wanita lain, yang hendak menampakkan segala
sesuatu yang tidak engkau inginkan diketahui oleh orang lain, baik hal itu
berupa cacat (kekurangan), rahasia atau kelebihanmu. Sejak dahulu orang
mengatakan, “Menjaga lebih baik daripada mengobati.”
8.
Dengan Mengenakan Jilbab Berarti
Aku Telah Berdakwah Menyampaikan Kebaikan
- Aku Seorang Muballighah
1) Aku
menasehati ibu, saudara-saudara, dan tetanggaku yang perempuan agar mereka
mengenakan jilbab dan busana Muslimah baik dengan kata, membelikan jilbab,
memberikan hadiah atau memberikan kaset dan VCD ceramah untuk mereka. Berbuat
baik diutamakan tertuju kepada orang-orang yang dekat dengan kita.
2) Aku
mengajak sahabat-sahabat wanitaku memakai jilbab agar yang benar dapat mengalahkan
hawa nafsu dan bisikan setan.
3) Aku
mengadakan pembicaraan dengan wanita-wanita kerabatku tentang jilbab; hokum,
keutamaan, dan dampak positifnya terhadap diriku juga terhadap wanita lain yang
aku kenal (yang juga merasakan dampak positif dari mengenakan jilbab).
Silaturrahim itu merupakan kewajiban. Dengan bersilaturrahim seseorang dapat
menyelamatkan saudaranya dari kesalahan
atau maksiat.
Rasulullah
Saw bersabda, “Barangsiapa yang mengadakan sunnah (tradisi) yang baik (lalu ditauladani oleh orang lain) maka ia
akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu ditambah lagi dengan pahala atas
perbuatannya itu ditambah lagi dengan pahala orang-orang yang menauladaninya
tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR.Muslim)
Setiap orang ingin masuk kedalam
surga dan ingin menleusuri jalan menujunya. Ini adalah kesempatan yang sangat
tepat bagimu untuk menghidupkan sebuah manhaj (metode) dalam Islam, yaitu amar
ma’ruf nahi munkar (mengajak orang melaksanakan perbuatan baik dan meninggalkan
perbuatan buruk yang diingkari oleh akal sehat dan dilarang oleh agama Islam).
Dengan begitu engkau berarti telah menaati perintah Allah Swt, mengikuti manhaj
Rasulullah Saw dalam menyampaikan pesan serta memiliki hujah (bukti yang kuat)
dihadapan Allah Swt di Hari Kiamat nanti bahwa engkau telah menyampaikan
kebenaran kepada saudara-saudaramu. Allah Swt berfirman, “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali
orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.Asy-Syu’ara : 88-89)
9.
Dengan Mengenakan Jilbab Berarti
Aku Telah Menjaga Amanah
- Aku adalah Wanita yang Amanah (Terpercaya)
1) Dengan
mengenakan jilbab berarti aku membantu ibuku dalam proses pendidikanku dengan
didikan yang baik juga membantunya melaksanakan tugasnya terhadap diriku
sebagai anaknya sehingga Allah Swt menjadi ridha kepadanya dan ayahku menjadi
lebih cinta kepadanya. Ibu adalah sosok yang sangat menginginkan anaknya menjadi
orang yang baik. Ia adalah insan yang terpuji dimata masyarakat. Akhlak
anak-anaknyalah yang menjadi tolok ukur apakah ia dinilai sebagai ibu yang baik
atau ibu yang tidak baik.
2) Dengan
mengenakan jilbab aku berarti telah membantu ayahku menjaga amanah yang
dititipkan oleh Allah Swt. Beliau akan dimintai pertanggungjawaban tentang
diriku di dunia dan di hari kiamat nanti, yaitu pada saat ia akan menerima
kitab catatan amal-amalnya.
3)
Dengan
mengenakan jilbab berarti aku telah bersikap jujur terhadap diriku sendiri.
Iman adalah keyakinan yang teguh didalam hati kemudian dibuktikan dengan amal.
Mengenakan jilbab adalah bukti yang sangat jelas atas keimanan seorang wanita
yang baik seperti dirimu.
Engkau akan dihisab (dimintai
pertanggungjawaban) atas segala perbuatan dan perkataanmu. Disamping itu engkau
adalah amanah yang dititipkan Allah Swt kepada kedua orang tuamu, maka bantulah
mereka menjaga amanah.
Jilbab adalah hujah, pelindung,
juga ketenangan bagi dirimu.
10.
Jilbab merupakan Nilai Plus
Bagiku
- Aku, Wanita yang Memiliki Harga Diri
1) Tidak
ada orang yang boleh melihat rambut, wajah, serta bagian-bagian tubuhku yang
lain boleh yang boleh dilihat menurut kebiasaan dan syara’ kecuali para
mahramku yang terpercaya.
2) Tidak
ada orang yang boleh menyentuhku selain kedua orang tuaku, kakek nenekku atau
kakakku. (Waspadalah terhadap teman wanita yang memiliki kelainan seksual yang
suka memandang dan meraba-raba tubuhmu demi menuruti bisikan hawa nafsunya. Ia
sering beralasan bahwa dirinya adalah teman yang sangat mencintaimu, padahal ia
adalah seorang penipu).
3)
Tidak
ada orang yang boleh menggauli atau melihat keindahan tubuhku kecuali suamiku.
(Sebelum menikah) aku adalah wanita yang sengaja disembunyikan dengan rapih
hingga calon suamiku datang melamarku.
Rasulullah Saw bersabda, “(Wahai para wali) apabila ada seseorang lelaki
yang datang kepada kalian (untuk melamar putri kalian) lalu kalian menilai
baik ketaatannya kepada Allah, juga akhlaknya maka nikahkanlah ia dengan putri
kalian…”
SELAMAT, engkau adalah wanita
yang mahal yang memiliki kehormatan dan harga diri.
- Seruan untuk Semua Putriku
Ini adalah sebuah
seruan dari seorang ayah yang amat menginginkan kebaikan bagi putrinya, seruan
dari seorang penasihat yang mengalami, menyaksikan, mendengarkan, dan mengobati
berbagai masalah pemudi yang menjadi korban cinta palsu dan cumbu rayu yang
diharamkan.
Sebagai ayahmu aku
berpesan, janganlah engkau menjalin hubungan yang tidak dibolehkan dalam agama.
Janganlah engkau terbawa arus pemuda-pemudi sekarang yang suka bercumbu rayu
(dan berpacaran) walaupun engkau tidak dilarang melakukannya oleh orang tuamu
dilingkungan keluargamu, karena cinta yang hakiki dan tulus murni hanyalah
cinta kepada Allah Swt, Rasul-Nya, jihad dijalan-Nya serta cinta kepada orang
tua, suami, dan anak-anak.
Cukuplah engkau
menjalin cinta kasih dengan Allah Swt. Sebagai manusia tentu kita suka
mendpatkan pujian dan sanjungan. Hal ini tidak dilarang apabila pujian dan
sanjungan bersumber dari orang tua, sahabat yang mukminah, dan suami.
Putriku, waspadalah,
janganlah menjadi mangsa lelaki buaya yang sesat dan lalai. Jadilah wanita yang
pemalu, senantiasa menjaga kehormatan diri, senantiasa taat beribadah, dan
selalu sabar menahan keinginan (yang buruk).
Janganlah memberikan
kesempatan kepada setan dan pengikutnya untuk merobek hijab rumah yang menjadi
pemisah antara pemuda dan pemudi (maksudnya hendaknya orang tua tidak
membiarkan putrinya bercumbu rayu dengan seorang pemuda di rumah mereka).
Ketahuilah berapa banyak pujian dan sanjungan mengakibatkan terjadinya
perbuatan yang haram. Putriku, katakana
kepada bundamu, “Sungguh aku mengungkapkan rasa cintamu padaku.”
11.
Jilbab adalah Penghormatan
- Aku Wanita yang Terhormat
1)
Prinsipku
adalah prinsip Islami yang jelas karakteristik dan sarananya.
2) Aku
berpegang pada nilai-nilai Islami yang luhur, orisinil, aplikatif, dan dapat
disaksikan seperti sikap jujur dan lain sebagainya.
3)
Aku
terpandang sebagai wanita yang tenang, mulia serta terhormat.
12.
Jilbab sebagai Pelindungku
- Aku Wanita yang Terlindungi
1)
Mata-mata
pendengki yang suka menyebar fitnah tidak akan dapat melihatku.
2) Keindahan
tubuhku tidak dapat dinikmati oleh mata buaya darat yang biasa duduk di
café-café, di tempat lalu lalang khalayak ramai, di tangga-tangga dan di
lift-lift yang tidak memilliki kesibukan selain memandangi tubuh wanita. Jilbab
dan busanaku yang Islami membuat usaha mereka tidak membuahkan hasil.
3) Tubuhku
tidak dapat disentuh oleh khalayak ramai yang berjalan disekitarku di
tempat-tempat umum.
Tidak ada orang yang mendengki,
menyentuh, dan menyakitiku.
- Ayah Memberiku Motivasi
Dahulu ketika aku
masih kecil berusia sekitar sebelas atau dua belas tahun, ayah memintaku untuk
memakai jilbab. Bunda juga seringkali menyampaikan keinginan ayah. Tetapi pada
saat itu aku tidak ingin memakai jilbab dan busana Islami karena aku masih
kecil dan tidak menyadari perubahan tubuhku yang begitu cepat di masa pubertas.
Hari demi hari
berlalu, ayah makin sering memintaku memakai jilbab tanpa memaksa. Barangkali
ia sedang berusaha membuatku siap memakai jilbab atas dasar kesadaranku
sendiri. Kesimpulan itu aku pahami dari cara yang ia lakukan dalam memberikan
motivasi. Ia sering memujiku bila aku sedang memakai jilbab dan busana syar’i
serta menyampaikan bahwa dirinya sangat menginginkan busana seperti itu yang
seharusnya aku pakai. Aku merasakan tekanan bathin (kebimbangan) untuk beberapa
waktu, karena aku menyadari bahwa memakai jilbab dan busana syar’i adalah
perintah Allah Swt yang harus aku laksanakan tetapi disisi lain, gadis-gadis di
sekelilingku tidak memakai jilbab dan busana syar’i. aku khawatir menjadi
wanita yang ‘aneh’ ditengah mereka, apalagi aku belum sampai usia baligh juga
belum mendapatkan cukup motivasi dari keluargaku dan orang lain khususnya para gadis
remaja. Mereka berkata, “engkau masih kecil”.
Aku terus berusaha
memakai untuk memakai jilbab secepat mungkin. Hingga pada suatu hari ayah
memberikan surpraise untukku. Beliau menuliskan kata-kata indah, memberikan
hadiah serta sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan busana baru. Aku menjadi
bingung, bukan sebab masalah jilbab saja, tetapi aku juga bingung memikirkan
kapan aku akan memakai jilbab. Kemudian aku menerima hadiah dari ayah dan
meminta sejumlah uang darinya. Ini
adalah langkah pertama yang aku lakukan untuk menjadi wanita yang berjilbab
(dan berbusana syar’i).
Alhamdulillah,
akhirnya aku mau menaati perintah ayahku dan mendengar saran ibuku. Setelah aku
terbiasa memakai jilbab dan busana syar’i, aku dapat memahami bahwa apa yang
mereka katakan tidak lain hanyalah tipu daya Iblis yang selalu berupaya
menyesatkan kaum Hawa. Aku merasakan jilbab adalah busana terbaik bagiku.
- Harapan dari Lubuk Hati yang Paling Dalam
Jangan
engkau ajak wanita lain untuk tidak memakai jilbab seperti dirimu. Engkau telah
mengambil keputusan untuk melakukan maksiat dan itu adalah keputusanmu pribadi.
Berikanlah kesempatan kepada saudarimu untuk menentukan keputusannya sendiri.
Bantulah ia mencari kebaikan, janganlah kau tolong setan dan para pengikutnya
yang selalu berambisi untuk merusak kemuliaan kaum Hawa.
- Sebuah Kesalahpahaman
Banyak
wanita yang memahami bahwa jilbab dan busana syar’i baru akan dipakai apabila
mereka akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah umrah. Ini adalah sebuah
kesalahpahaman. Jika engkau hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah. Ini
adalah kebiasaan yang tidak benar dan merupakan tipu daya Iblis. Sebaik-baik
kebajikan adalah yang segera dilaksanakan.
13.
Jilbab merupakan Gerbang
Kehormatan Seorang Wanita
- Aku Wanita Investor
1)
Aku
memiliki banyak peluang untuk menikah.
2) Bagi
pemuda gadis-gadis seperti diriku adalah gadis-gadis yang memiliki biografi
yang baik. (Orang bijak mengatakan), “Burung-burung hinggap di dahan bersama
burung-burung lain yang serupa dengannya (maksudnya wanita-wanita yang baik
akan mendapatkan suami-suami yang baik juga).”
3)
Maskawinku
tidak mahal, tetapi diberkahi Allah Swt. Investasi yang hakiki adalah hidup
bersama seorang suami yang baik lagi berakhlak mulia, bukan menginvestasikan
harta sebanyak mungkin.
Abu Hurairah r.a berkata,
Rasulullah Saw bersabda, “Seorang wanita,
biasa dinikahi karena empat hal, yaitu karena harta, kecantikan, keturunan, dan
ketaatannya kepada Allah. Beruntunglah engkau apabila mendapatkan wanita yang
taat beribadah kepada Allah. Dan engkau akan merugi jika telah mendapatkannya
tetapi tidak menikahinya.” (HR.Muslim)
14.
Jilbab Menghangatkan Tubuhku dan
Menjaga Kulitku Tetap Putih
- Aku Wanita yang Energik
1)
Dengan
memakai jilbab aku merasakan kehangatan di musim dingin juga dapat menjaga
kelembaban tubuhku dimusim-musim lainnya, khususnya musim panas. Jilbab
mencegah masalah kulit kering juga dapat memberikan kelembaban alami.
2)
Kulitku
halus, lembut serta putih berseri sepanjang tahun, khususnya pada musim panas,
karena terpelihara dari sinar ultraviolet yang dapat membakarnya.
3)
Aku
merasa sebagai wanita yang energik, lincah, dan banyak mendapatkan keberkahan
dari Allah Swt.
15.
Jilbab merupakan Kebahagiaanku
- Aku Wanita yang Berbahagia
1)
Kapan
upacara penghargaan akan diadakan? Bila seorang wanita memakai jilbab, maka itu
merupakan sebuah momentum yang patut dirayakan. Ia patut dihias dan diberikan
wewangian sebagai suatu tanda kebahagiaan.
2)
Aku
merasakan sebuah anugerah besar dari Allah Swt berupa kelapangan dada. Dengan
demikian aku merasakan ketentraman dan kebahagiaan.
3) Aku
berhak mendapatkan hadiah, karena sebuah kesuksesan perlu dibalas dengan
hadiah. Dengan memakai jilbab berarti aku telah berhasil mengubah pola
berpikirku juga cara berbusanaku (dari pola berpikir dan berbusana yang tidak
baik menjadi baik sesuai dengan tuntunan Islam). Mana hadiahnya?
Di dunia engkau akan mendapatkan
hadiah dari ayah-bunda, saudara-saudara, serta sahabat-sahabat yang shaleh. Di
akhirat nanti kau akan mendapatkan surga.
Selamat, engkau adalah wanita
yang berbahagia.
- Kisah Seorang Mahasiswi yang Berpenampilan Seksi
Seorang
mahasiswi yang berpenampilan sangat seksi datang terlambat. Lalu dosen yang
sedang memberikan kuliah menegurnya dan menanyakan sebab keterlambatannya. Mahasiswi
itu menjawab bahwa ia terlambat sebab kemacetan lalu lintas di jalan. Kemudian
sang dosen bertanya, “Mengapa engkau berpenampilan sangat seksi seperti ini?”
Mahasiswi
itu menjawab, “Terus terang Pak, aku ingin sekali menikah dan mencari calon
suami.”
Sang
dosen menahan emosinya lalu berkata dengan tenang, “Yang engkau cari calon
suami yang shaleh yang taat beragama yang selalu mencintaimu dan membahagiakanmu? Atau calon suami yang
hanya ingin bersenang-senang bersamamu selama dua hari, kemudian ia menyakitimu
dan mencari wanita lain?”
Mahasiswi
itu menjawab, “Aku mencari calon suami yang taat beragama dan anak halal.”
Sang
dosen berkata, “Tidak ada lelaki yang taat beragama yang mau melihat wanita
berpenampilan sangat seksi seperti dirimu. Pakailah jilbab wahai putriku!”
Sang
dosen bercerita, “Keesokan harinya aku melihat mahasiswi itu memakai jilbab
(dan busana yang syar’i) serta berubah menjadi mahasiswi yang sopan. Aku
tercengang, begitu cepat ia melaksanakan nasihat yang aku sampaikan. Kemudian
tepat setelah sebulan yang berlalu ia datang mencariku di semua tempat hingga
pada akhirnya ia menemukanku. Ia berkata, “Pak, berikan ucapan selamat kepadaku
dan doakan semoga aku diberkahi Allah. Karena Allah telah menganugerahkanku
seorang suami idaman. Ia tampan, memiliki rumah, memiliki mobil mewah, dan
berkedudukan.”
Maha
suci Allah, ia mencari keridhaan Allah, maka Allah menjadikannya ridha dan
berbahagia.
- Nasihat-nasihat Berkaitan dengan Jilbab dan Busana Syar’i
Jilbab dan busana syar’i
seharusnya :
1.
Menutupi
seluruh rambut dari semua arah dari bagian depan kepala sampai tengkuk.
2.
Menutupi
leher dan dada.
3.
Kainnya
terjalin rapat dan tidak tipis.
4.
Longgar,
tidak ketat, serta tidak memperjelas lekuk-lekuk tubuh.
5.
Warna-warnanya
sederhana dan serasi, tidak menarik perhatian orang. Banyak wanita yang bekerja
sebagai pragawati atau model_la haula wa
la quwwata illa billah. Aku juga pernah mendengar bahwa ada beberapa wanita
tidak mengenakan busana pada dua kesempatan berturut-turut (agar keindahan
tubuh mereka diketahui orang) juga agar mereka tidak dinilai sebagai wanita
yang buruk rupa. Ini adalah musibah yang amat besar.
6.
Panjang
menutupi kedua tangan dan kedua kaki.
7.
Menutupi
lengan, pergelangan tangan, dan telapak tangan dengan ukuran yang sesuai.
8.
Hindari
adanya bagian-bagian busana yang terbuka baik disamping, didepan, dan
dibelakang khususnya bagian yang terbuka yang ditutupi dengan kancing-kancing.
9.
Jangan
memakai sepatu atau sandal yang dapat menimbulkan bunyi.
10. Pakailah celana panjang didalam
busana agar bagian betis tidak dapat terlihat.
11. Rambut diikat terlebih dahulu
atau ditutupi dengan penutup rambut bagian dalam agar tidak keluar dari jilbab.
12. Tutupilah auratmu di hadapan
gadis-gadis lain serapih mungkin.
13. Usahakan pakai mantel luar (yang
tidak terlalu tebal) pada saat bepergian.
14. Belilah busana syar’i dan jilbab
yang harganya tidak terlalu mahal.
15. Busana dan jilbab yang terbaik
adalah yang dibuat oleh tangan seorang Muslimah, yaitu tanganmu, tangan ibumu,
atau saudara wanitamu atau tangan Muslimah yang lain.
Aku
berdoa semoga Allah Swt menjadikanmu sebagai aset yang sangat berharga bagi
keluarga, suami dan agamamu.
Semoga Dia menganugerahkanmu
kenikmatan dunia yang amat berharga, yaitu sujud dengan penuh tulus ikhlas di
hadapan-Nya serta menganugerahkanmu surga di akhirat kelak. Semoga engkau
menjadi penduduk surga Firdaus dan dapat mengukir air sejuk dari telaga
Rasulullah Saw. Aamiin.
Aku yakin engkau sangat ingin
memperoleh semua itu dan aku yakin engkau sangat ingin melaksanakan perintah
Allah Swt dalam pemikiran, sikap, serta tingkah lakumu. Itu semua tidak sulit.
Untuk merealisasikan itu semua engkau hanya diberikan satu tugas, yaitu
melaksanakan apa yang telah engkau baca dalam buku ini.
Bacalah dan pahamilah isi buku
ini sekali lagi. Kemudian bandingkan kondisimu yang sekarang (setelah membaca
buku ini) dengan kondisimu yang kemarin (sebelum membacanya). Lalu segeralah
amalkan apa yang telah engkau pahami setelah bermusyawarah dengan bunda-mu.
Bunda adalah manusia yang sangat menginginkan kebaikan bagi dirimu setelah
Rasulullah Saw. Boleh juga kau meminta
saran saudaramu atau sahabat wanitamu yang shalih agar engkau lebih bersemangat
memakai jilbab. Itu adalah sebuah momentum perubahan yang amat penting. Engkau
akan memperoleh keberkahan dan dampak yang baik lantaran taat melaksanakan
perintah Allah Swt.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi
wa barakatuh.
Ayahandamu,
Dr.Muhammad Fahd
ats-Tsuwaini
Pakar
dan praktisi pendidikan asal Kuwait ini meraih gelar doktornya pada tahun 1991
di Boston, AS. Selain produktif menulis, ia juga aktif di pelbagai organisasi
sosial yang menangani persoalan anak dan remaja di negerinya. Latar belakang
akademisnya yang modern, dipadu dengan pemahamannya yang mendalam akan ajaran
Islam tentang pendidikan, menjadikan karya-karyanya terasa menyejukkan dan
tidak kering.
Hampir
seluruh karyanya-yang tak hanya berbentuk buku, namun juga berupa rekaman audio
dan video-berbicara tentang pendidikan anak, serta penanaman akhlak dan
pembinaan moral terhadap diri para remaja.
Sumber
: Buku “Jilbabku Pesonaku” oleh Dr.Muhammad Fahds ats-Tsuwaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar