Jumat, 20 Juli 2012

“Jilbabku Pesonaku”


cover buku

“Mukadimah"
Dengan menyebut nama Allah, segala puji hanya bagi-Nya. Rahmat dan kesejahteraan semoga tercurahkan kepada manusia terbaik, Nabi Muhammad Saw.
Para ibu, pemudi, dan pemuda mengadu…
Semua orang mencelamu, barangkali lantaran mereka tidak mau taat kepada Allah atau lantaran mereka tidak mau menutupi kekurangan diri mereka, atau lantaran mereka lalai dan meremehkan syariat Islam, atau barangkali mereka sengaja membujuk dan menipu daya agar engkau tidak memakai jilbab.
Pakailah jilbab wahai putriku agar dirimu bertambah cantik…
Selamat, semoga engkau diberkahi Allah, sungguh engkau putri yang sangat cantik.

Putriku sayang
Putriku, engkau adalah ibu, saudara perempuan, anak perempuan, bibi, nenek, bahkan ibu susu. Engkau selalu ada di dalam rumah dan di dalam hati setiap insan. Setiap lelaki atau perempuan pasti memiliki ibu yang selalu mengasuhnya, bahkan rela tak tidur di malam hari agar anaknya dapat lelap dalam istirahat.

Sekarang engkau sebagai putri remaja dan esok engkau akan menjadi seorang ibu. Apakah engkau rela memberikan kesempatan pada setiap orang untuk melihat auratmu, atau untuk menjamahmu, atau untuk melontarkan tuduhan atas  dirimu hanya lantaran satu tatapan atau satu kata yang terucap dari bibirmu, dalam satu pertemuan yang disengaja atau yang tidak disengaja?
Atau maukah engkau membawa bukti yang kuat atas kehormatan dan keteguhanmu di jalan yang benar, sehingga dengan demikian engkau tidak dapat dijamah dan terhindar dari gosip karena engkau tidak dapat dijamah dan terhindar dari gosip karena engkau melaksanakan dan konsisten terhadap perintah Allah, petunjuk Nabi Muhammad Saw, serta mengikuti jalan hidup ummahat al-muslimin (istri-istri Nabi Saw), semoga Allah meridhai mereka dan menjadikan mereka ridha kepada-Nya.

Pada hari ini engkau memiliki kesempatan untuk memilih jalan yang pantas bagimu, yang akan menjadikanmu sebagai orang yang
istimewa dan terhormat dengan berpegang teguh pada ajaran agamamu dan pada akhlak mulia, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang bersumber dari Sufyan ibn Abdullah, ia berkata, “Aku berkata kepada Rasulullah Saw. ‘Wahai Rasulullah, ajarilah aku sebuah perkataan baik dalam Islam yang tidak aku pinta dari orang lain selain dirimu.’ Rasulullah Saw bersabda, ‘Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian tetap teguhlah.(HR.Muslim) 

Buku ini memberikan kesempatan itu kepadamu agar engkau dapat mengenal siapa dirimu sebenarnya dan mengetahui apa yang dapat kamu lakukan.

Inilah kehidupanmu dan engkau akan dimintai pertanggungjawaban di dunia ini oleh dirimu sendiri, keluargamu, bahkan oleh orang yang mencintaimu. Di akhirat kelak engkau akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt tentang setiap kata dan perbuatan. Apakah engkau sudah siap?

Marilah mencari keberkahan dari Allah Swt, marilah berlayar mengelilingi lautan buku ini.
Aku berdoa, semoga Allah menunjukimu jalan yang dicintai dan diridhai-Nya di dunia dan di akhirat.

Ayahandamu,
Dr.Muhammad Fahd ats-Tsuwaini

“Para Wanita yang Menghidupkan Makna Jilbab”
1.      Fathimah az-Zahra binti Muhammad Rasulullah Saw, beliau adalah ibu dua penghulu para pemuda di surga yaitu Hasan dan Husain, cucu Rasulullah Saw.
2.      Aisyah (ummul mu’minin) binti Abu Bakar Ash-Shidiq, beliau adalah wanita yang paling alim dan paling mengerti ajaran agama Islam. Semoga Allah Swt meridhainya dan menjadikannya ridha kepada-Nya.
3.      Asma’ binti Abu Bakar (Abdullah ibn Abu Quhafah Utsman ibn Amir), beliau merupakan sahabat terbaik, saudara seayah Aisyah r.a, ibu dari Abdullah ibn Zubair. Beliau memiliki lisan yang fasih, hati yang jernih, dan pandai membuat syair. Beliau terkenal dengan sebutan dzat an-nithaqain (wanita pemilik dua kain) karena ia menyobek kainnya untuk menutupi makanan yang akan dihidangkan kepada  Rasulullah Saw ketika sedang mengadakan perjalanan hijrah menuju Madinah. Nabi Saw menyampaikan kabar gembira untuknya bahwa ia akan diberikan dua kain yang sangat indah di surga nanti.
4.      Romlah binti Abu Sufyan, beliau terkenal dengan sebutan Ummu Habibah r.a. Ia juga salah seorang wanita dari suku Quraisy keturunan Umayyah. Ia juga satu dari beberapa orang yang pertama kali menerima Islam dan memeluknya. 
5.      Nusaibah binti Ka’ab ibn Amr  ibn Auf ibn Mabdzul, beliau adalah salah seorang sahabat yang ikut serta pada Perang Uhud dan beberapa peperangan setelahnya. Pada perang Yamamah sebelah tangannya terpotong. Ia adalah Ummu Imarah, beliau juga ikut berperang pada perang Uhud dan diuji oleh Allah Swt, beliau berhadapan dengan Ibnu Qamiah yang telah bernazar akan membunuh Rasulullah Saw. Serangan pedang Ibnu Qamiah melukai pundaknya. Lalu ia membalas serangan itu dengan mengayunkan pedang ke tubuh Ibnu Qamiah beberapa kali. Tetapi Ibnu Qamiah memakai baju besi dua lapis sehingga ia selamat dari serangannya. Ummu Imarah terus berperang hingga ia menderita sebanyak dua belas luka. Ketahuilah bahwa perang Uhud orang yang menyebarkan berita bahwa Rasulullah Saw telah terbunuh adalah Ibnu Qamiah (padahal yang terbunuh adalah seorang sahabat Nabi yang bernama Mush’ab ibn Umair). Ibnu Qamiah mengira bahwa Mush’ab ibn Umair adalah Rasulullah Saw karena wajahnya mirip dengan wajah Rasulullah Saw (Dikutip dari kitab ar-Rahiq al-Makhtum, hlm.287 dengan sedikit perubahan) Itu semua merupakan keikhlasan, keberanian serta pengorbanan dari seorang ibu bernama Nusaibah binti Ka’rab.
(Dikutip dari kitab Nuzhah al-Muttaqin Syarh Riyadh ash-Shalihin, jilid 2 karya an-Nawawi, semoga Allah Swt mencurahkan rahmat kepadanya).
Mereka adalah para putri dan wanita mukminah yang patut ditauladani, pelajarilah biografi mereka juga biografi wanita shalihah lainnya agar engkau bangga dengan ajaran Islam-mu.
SELAMAT, engkau adalah putri yang sangat cantik.

“Karakteristik Wanita Cantik yang Berjilbab”

Putri yang berjilbab akan memperoleh lebih dari 45 keuntungan dalam 15 karakteristik.
Carilah keuntungan-keuntungan itu, engkau layak mendapatkannya.
Berikut adalah ungkapan dari para pemudi yang masih duduk di Sekolah Menengah Atas. “Aku ingin memakai jilbab, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya agar diriku mau memakai jilbab.”
Aku menjawab:
Putriku sayang, ketahuilah bahwa mengenakan jilbab merupakan pelaksanaan perintah Allah Swt juga merupakan bukti ketaatan terhadap Rasulullah Saw. Memakai jilbab demi kemaslahatan dirimu sendiri. Sungguh (dengan mengenakan jilbab) engkau menjadi wanita yang sangat cantik. Aku akan menyampaikan sebuah karakteristik yang asasi kemudian menjelaskannya dalam tiga makna. Kemudian aku tuliskan cara praktis yang akan dapat merealisasikan salah satu dari tiga makna tersebut.
1.      Mengenakan Jilbab Merupakan Bukti Ketaatanku Kepada Allah Swt
  •      Aku adalah Wanita yang Taat kepada Allah Swt
1) Aku berkomitmen menjalankan perintah Allah Swt dan meninggalkan segala larangan-Nya. Maksudnya adalah aku akan memilih jilbab syar’I (jilbab yang benar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam)
2)      Aku rela dan pasrah terhadap perintah Allah Swt, artinya aku mau memakai jilbab itu.
3)  Aku memahami dan siap melaksanakan firman Allah Swt yang termaktub didalam Al-Qur’an: ”Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu sebersih-bersihnya.” (QS.Al-Ahzab : 32-33)

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Al-Ahzab : 59)

2.      Memakai Jilbab Berarti Mengikuti Sunnah Rasulullah Saw
  •      Aku adalah Pengikut Sunnah Rasulullah Saw
1)    Aku mengikuti sunnah Rasulullah Saw, tiada kehidupan bagi orang yang tidak memiliki prinsip dan tidak beragama.
2)    Aku menauladani ummahat al-muslimin serta mengikuti jalan hidup mereka. Mereka adalah wanita-wanita yang paling mulia memahami sunnah Rasulullah Saw.
3)  Aku menyadari betapa seriusnya sabda Rasulullah Saw, beliau bersabda, “…dan wanita-wanita yang mengenakan pakaian tetapi mereka tetap telanjang, mereka menarik perhatian kaum lelaki dan berjalan dengan melenggak-lenggok. Kepala-kepala mereka bagaikan punuk-punuk unta yang condong. Mereka tidak akan dapat masuk kedalam surga serta tidak akan mendapatkan wanginya. Sungguh wanginya surga amat jauh dari mereka. (HR.Muslim)
Putriku sayang,
Engkau menyaksikan setiap hari pemandangan seperti yang digambarkan oleh Rasulullah Saw, dalam sabdanya itu di pasar, di sekolah, dan di tempat-tempat perhimpunan pemuda. Sangat ironis, mengapa hati dan akal mereka menjadi selalai itu. Janganlah engkau menjadi wanita yang mengikuti mereka yang senantiasa memberikan nasihat dan mengingatkan mereka meski hanya dengan gaya berbusanamu yang sesuai dengan petunjuk Nabi Saw.
Rasulullah Saw sangat memperhatikan kaum wanita karena mereka merupakan tiang masyarakat juga sebagai pangkal kehormatan dan keteguhan terhadap perintah agama. Ketahuilah bahwa musibah besar yang pertama kali menimpa Bani Israil bersumber dari kaum wanita. Oleh sebab itu, aku sangat menginginkanmu, wahai putriku, memahami pesan dan nasihat ini agar engkau dapat memperbaiki diri.

3.      Memakai Jilbab adalah Kesempatan untuk Menunjukkan Identitas Diri
  •      Aku Berbeda dengan Gadis-gadis Lain
1)    Busanaku adalah busana khusus dan rapih.
2)   Busanaku membedakanku dengan wanita-wanita musyrik yang fasik yang hanyut terbawa arus (budaya barat) yang menyalahi sunnah Nabi Saw, lebih-lebih wanita-wanita penjual diri yang senantiasa menggoda para pemuda dan pemudi. Jalan-jalan dan klub-klub malam menjadi saksi atas kerusakan moral wanita semacam mereka.
3)      Busanaku menunjukkan identitasku sebagai Muslimah sejati dan membedakanku dengan wanita-wanita yang lain.
  •      Aku Berhasil Melawan Penolakan Keluargaku
Aku memiliki kisah yang unik. Biasanya keluarga memotivasi putrinya untuk memakai jilbab sejak usia dini. Tetapi yang aku alami justru kebalikannya. Aku berkeinginan kuat memakai jilbab tetapi aku tidak mendapatkan motivasi yang semestinya aku dapatkan dari keluargaku. Bahkan mereka mencegahku memakai jilbab pada saat itu. Barangkali alasannya adalah karena aku masih kecil dan mereka khawatir aku akan bosan memakai jilbab di usia dewasa lalu aku melepaskannya.
Ketahuilah ini adalah alasan yang tidak benar yang sering dijadikan dalih oleh para wanita sekarang. Mereka tidak segera memerintahkan putrid mereka memakai jilbab lantaran khawatir sang putri akan bosan dan pada akhirnya tidak mau memakai jilbab. Ini tidak lain hanyalah tipu daya Iblis. Waspadalah akan tipu daya ini yang biasa ditanamkan setan dalam benak para ibu.


4.      Jilbab merupakan Keindahan dan Perhiasan
  •      Aku Wanita yang Sangat Cantik
1)    Tubuhku tertutup rapat, tersembunyi dan terjaga. Segala sesuatu yang tersembunyi adalah barang yang amat mahal.
2)   Dengan jilbab bentuk tubuhku menjadi serasi sehingga keluargaku, sahabat-sahabatku, serta guru-guruku senang melihatku.
3)      Dengan jilbab paras wajahku menjadi cantik berseri.
  •     Aku Wanita yang Senang, Menyenangkan, Supel, dan Sederhana
Barang-barang berikut ini senantiasa tersimpan rapih, bahkan dapat menjadi sumber terjadinya malapetaka;mutiara,emas,intan,perak,berlian, dan minyak tanah semuanya tersembunyi dan tertutup. Apakah engkau dapat memahami maksudku wahai putriku?

5.      Jilbab merupakan Penutup Aurat juga sebagai Cerminan dari Sifat Malu
  •      Aku Wanita yang Sopan
1)      Aku malu jika kerabat dan teman-teman putriku menceritakan diriku kepada lelaki yang bukan mahramku seperti saudara-saudara atau suami-suami mereka.
2)      Aku malu bercumbu rayu.
3)      Aku malu membuka aurat, baik kepala, leher, atau betisku. Anggota-anggota tubuh inilah yang biasa dilirik oleh mata lelaki yang berhati buaya. Kenyataannya sekarang wanita berjilbab dan wanita yang suka berkeliaran sama saja, karena wanita sekarang meski memakai jilbab, beberapa bagian tubuhnya masih dapat terlihat, juga banyak yang mengenakan celana ketat yang menampakkan bentuk aurat.
Busana Muslimah yang syar’i (yang sesuai dengan tuntunan Islam) adalah yang tidak tipis, tidak memperjelas lekuk-lekuk tubuh serta menutup aurat.


6.      Jilbab adalah Cerminan dari Rasa Cemburu dan Rasa Malu
  •      Aku, Wanita yang Memiliki Sifat Malu
1)      Aku wanita yang sangat menginginkan kebaikan untuk diriku. Aku tidak suka orang lain menikmati suaraku, memandangi bentuk tubuhku, atau mengamati gerak-gerikku baik ia masih kerabatku atau bukan.
2)   Jilbabku merupakan cerminan dari sifat malu yang ada dalam diriku. Setiap orang memiliki identitas. Identitasku adalah jilbabku.
3)      Jilbabku adalah sarana untuk mendapatkan kepercayaan dari saudara dan keluargaku. Realita-nya bertolak belakang, akhlak yang baik tidak diperhatikan lagi, tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah semata. Dalam pergaulan sehari-hari pemuda dan pemudi bercampur baur disetiap tempat dan waktu, bahkan meski seorang gadis sedang berjalan bersama keluarganya (ada saja pemuda yang berani mendekatinya untuk bercakap-cakap dan lain sebagainya)
  •      Ungkapan Wanita yang Memiliki Sifat Malu
Aku senantiasa menjaga :
-          Suaraku
-          Bentuk tubuhku
-          Gerak-gerikku
Kami ucapkan : SELAMAT, engkau adalah wanita yang memiliki sifat malu.

7.      Jilbabku Penutup Kekuranganku
  •      Aku Wanita yang Selamat
1)   Dengan mengenakan jilbab dan busana yang Islami aku disebut orang sebagai wanita yang baik, tidak ada orang yang mengolok-olokku atau menyebarkan berita tidak baik tentang diriku meskipun orang-orang zaman sekarang banyak yang suka menyebar gosip dan membicarakan keburukan orang lain.
2)      Dengan sama-sama mengenakan jilbab hilanglah rasa iri antara sesama wanita baik yang kerabat atau yang bukan kerabat, bahkan orang lain tidak dapat membanding-bandingkan antara satu wanita dengan wanita yang lainnya, karena semuanya sama-sama memakai jilbab dan busana yang menutup rapih seluruh auratnya.
3)  Dengan mengenakan jilbab dan busana yang Islami aku dapat berinvestasi dan mengurangi pemborosan harta ayah dan ibuku karena aku tidak perlu mempercantik diriku di salon-salon, juga tidak memerlukan alat-alat kosmetik yang berlebihan dan mahal.
  •      Jilbab dan Busana Syar’i sebagai Penutup
Jilbab sebagai penutup rambut, warna kulit, bekas luka, jerawat atau bisul serta berbagai kekurangan lainnya yang dapat dilihat orang.
Tentu semua gadis sangat menginginkan penampilannya menjadi cantik dan indah. Ini adalah suatu hal yang lumrah dan terpuji selama tata cara berpenampilan itu sesuai dengan tuntunan agama. Dengan mengenakan jilbab dan busana Muslimah yang syar’i engkau berarti mendapatkan kesempatan untuk memperindah dirimu karena dirimu akan selamat dari gosip wanita lain, yang hendak menampakkan segala sesuatu yang tidak engkau inginkan diketahui oleh orang lain, baik hal itu berupa cacat (kekurangan), rahasia atau kelebihanmu. Sejak dahulu orang mengatakan, “Menjaga lebih baik daripada mengobati.”


8.      Dengan Mengenakan Jilbab Berarti Aku Telah Berdakwah Menyampaikan Kebaikan
  •      Aku Seorang Muballighah
1)  Aku menasehati ibu, saudara-saudara, dan tetanggaku yang perempuan agar mereka mengenakan jilbab dan busana Muslimah baik dengan kata, membelikan jilbab, memberikan hadiah atau memberikan kaset dan VCD ceramah untuk mereka. Berbuat baik diutamakan tertuju kepada orang-orang yang dekat dengan kita.
2) Aku mengajak sahabat-sahabat wanitaku memakai jilbab agar yang benar dapat mengalahkan hawa nafsu dan bisikan setan.
3)    Aku mengadakan pembicaraan dengan wanita-wanita kerabatku tentang jilbab; hokum, keutamaan, dan dampak positifnya terhadap diriku juga terhadap wanita lain yang aku kenal (yang juga merasakan dampak positif dari mengenakan jilbab). Silaturrahim itu merupakan kewajiban. Dengan bersilaturrahim seseorang dapat menyelamatkan  saudaranya dari kesalahan atau maksiat.
Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang mengadakan sunnah (tradisi) yang baik  (lalu ditauladani oleh orang lain) maka ia akan mendapatkan pahala atas perbuatannya itu ditambah lagi dengan pahala atas perbuatannya itu ditambah lagi dengan pahala orang-orang yang menauladaninya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR.Muslim)
Setiap orang ingin masuk kedalam surga dan ingin menleusuri jalan menujunya. Ini adalah kesempatan yang sangat tepat bagimu untuk menghidupkan sebuah manhaj (metode) dalam Islam, yaitu amar ma’ruf nahi munkar (mengajak orang melaksanakan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk yang diingkari oleh akal sehat dan dilarang oleh agama Islam). Dengan begitu engkau berarti telah menaati perintah Allah Swt, mengikuti manhaj Rasulullah Saw dalam menyampaikan pesan serta memiliki hujah (bukti yang kuat) dihadapan Allah Swt di Hari Kiamat nanti bahwa engkau telah menyampaikan kebenaran kepada saudara-saudaramu. Allah Swt berfirman, “(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.Asy-Syu’ara : 88-89)

9.      Dengan Mengenakan Jilbab Berarti Aku Telah Menjaga Amanah
  •      Aku adalah Wanita yang Amanah (Terpercaya)
1)  Dengan mengenakan jilbab berarti aku membantu ibuku dalam proses pendidikanku dengan didikan yang baik juga membantunya melaksanakan tugasnya terhadap diriku sebagai anaknya sehingga Allah Swt menjadi ridha kepadanya dan ayahku menjadi lebih cinta kepadanya. Ibu adalah sosok yang sangat menginginkan anaknya menjadi orang yang baik. Ia adalah insan yang terpuji dimata masyarakat. Akhlak anak-anaknyalah yang menjadi tolok ukur apakah ia dinilai sebagai ibu yang baik atau ibu yang tidak baik.
2)    Dengan mengenakan jilbab aku berarti telah membantu ayahku menjaga amanah yang dititipkan oleh Allah Swt. Beliau akan dimintai pertanggungjawaban tentang diriku di dunia dan di hari kiamat nanti, yaitu pada saat ia akan menerima kitab catatan amal-amalnya.
3)      Dengan mengenakan jilbab berarti aku telah bersikap jujur terhadap diriku sendiri. Iman adalah keyakinan yang teguh didalam hati kemudian dibuktikan dengan amal. Mengenakan jilbab adalah bukti yang sangat jelas atas keimanan seorang wanita yang baik seperti dirimu.
Engkau akan dihisab (dimintai pertanggungjawaban) atas segala perbuatan dan perkataanmu. Disamping itu engkau adalah amanah yang dititipkan Allah Swt kepada kedua orang tuamu, maka bantulah mereka menjaga amanah.
Jilbab adalah hujah, pelindung, juga ketenangan bagi dirimu.

10.  Jilbab merupakan Nilai Plus Bagiku
  •         Aku, Wanita yang Memiliki Harga Diri
1)    Tidak ada orang yang boleh melihat rambut, wajah, serta bagian-bagian tubuhku yang lain boleh yang boleh dilihat menurut kebiasaan dan syara’ kecuali para mahramku yang terpercaya.
2)     Tidak ada orang yang boleh menyentuhku selain kedua orang tuaku, kakek nenekku atau kakakku. (Waspadalah terhadap teman wanita yang memiliki kelainan seksual yang suka memandang dan meraba-raba tubuhmu demi menuruti bisikan hawa nafsunya. Ia sering beralasan bahwa dirinya adalah teman yang sangat mencintaimu, padahal ia adalah seorang penipu).
3)      Tidak ada orang yang boleh menggauli atau melihat keindahan tubuhku kecuali suamiku. (Sebelum menikah) aku adalah wanita yang sengaja disembunyikan dengan rapih hingga calon suamiku datang melamarku.
Rasulullah Saw bersabda, “(Wahai para wali) apabila ada seseorang lelaki yang datang kepada kalian (untuk melamar putri kalian) lalu kalian menilai baik ketaatannya kepada Allah, juga akhlaknya maka nikahkanlah ia dengan putri kalian…”
SELAMAT, engkau adalah wanita yang mahal yang memiliki kehormatan dan harga diri.
  •      Seruan untuk Semua Putriku
Ini adalah sebuah seruan dari seorang ayah yang amat menginginkan kebaikan bagi putrinya, seruan dari seorang penasihat yang mengalami, menyaksikan, mendengarkan, dan mengobati berbagai masalah pemudi yang menjadi korban cinta palsu dan cumbu rayu yang diharamkan.
Sebagai ayahmu aku berpesan, janganlah engkau menjalin hubungan yang tidak dibolehkan dalam agama. Janganlah engkau terbawa arus pemuda-pemudi sekarang yang suka bercumbu rayu (dan berpacaran) walaupun engkau tidak dilarang melakukannya oleh orang tuamu dilingkungan keluargamu, karena cinta yang hakiki dan tulus murni hanyalah cinta kepada Allah Swt, Rasul-Nya, jihad dijalan-Nya serta cinta kepada orang tua, suami, dan anak-anak.
Cukuplah engkau menjalin cinta kasih dengan Allah Swt. Sebagai manusia tentu kita suka mendpatkan pujian dan sanjungan. Hal ini tidak dilarang apabila pujian dan sanjungan bersumber dari orang tua, sahabat yang mukminah, dan suami.
Putriku, waspadalah, janganlah menjadi mangsa lelaki buaya yang sesat dan lalai. Jadilah wanita yang pemalu, senantiasa menjaga kehormatan diri, senantiasa taat beribadah, dan selalu sabar menahan keinginan (yang buruk).
Janganlah memberikan kesempatan kepada setan dan pengikutnya untuk merobek hijab rumah yang menjadi pemisah antara pemuda dan pemudi (maksudnya hendaknya orang tua tidak membiarkan putrinya bercumbu rayu dengan seorang pemuda di rumah mereka). Ketahuilah berapa banyak pujian dan sanjungan mengakibatkan terjadinya perbuatan yang haram. Putriku, katakana kepada bundamu, “Sungguh aku mengungkapkan rasa cintamu padaku.”

11.  Jilbab adalah Penghormatan
  •       Aku Wanita yang Terhormat
1)      Prinsipku adalah prinsip Islami yang jelas karakteristik dan sarananya.
2)    Aku berpegang pada nilai-nilai Islami yang luhur, orisinil, aplikatif, dan dapat disaksikan seperti sikap jujur dan lain sebagainya.
3)      Aku terpandang sebagai wanita yang tenang, mulia serta terhormat.

12.  Jilbab sebagai Pelindungku
  •       Aku Wanita yang Terlindungi
1)      Mata-mata pendengki yang suka menyebar fitnah tidak akan dapat melihatku.
2)   Keindahan tubuhku tidak dapat dinikmati oleh mata buaya darat yang biasa duduk di café-café, di tempat lalu lalang khalayak ramai, di tangga-tangga dan di lift-lift yang tidak memilliki kesibukan selain memandangi tubuh wanita. Jilbab dan busanaku yang Islami membuat usaha mereka tidak membuahkan hasil.
3)    Tubuhku tidak dapat disentuh oleh khalayak ramai yang berjalan disekitarku di tempat-tempat umum.
Tidak ada orang yang mendengki, menyentuh, dan menyakitiku.
  •       Ayah Memberiku Motivasi
Dahulu ketika aku masih kecil berusia sekitar sebelas atau dua belas tahun, ayah memintaku untuk memakai jilbab. Bunda juga seringkali menyampaikan keinginan ayah. Tetapi pada saat itu aku tidak ingin memakai jilbab dan busana Islami karena aku masih kecil dan tidak menyadari perubahan tubuhku yang begitu cepat di masa pubertas.
Hari demi hari berlalu, ayah makin sering memintaku memakai jilbab tanpa memaksa. Barangkali ia sedang berusaha membuatku siap memakai jilbab atas dasar kesadaranku sendiri. Kesimpulan itu aku pahami dari cara yang ia lakukan dalam memberikan motivasi. Ia sering memujiku bila aku sedang memakai jilbab dan busana syar’i serta menyampaikan bahwa dirinya sangat menginginkan busana seperti itu yang seharusnya aku pakai. Aku merasakan tekanan bathin (kebimbangan) untuk beberapa waktu, karena aku menyadari bahwa memakai jilbab dan busana syar’i adalah perintah Allah Swt yang harus aku laksanakan tetapi disisi lain, gadis-gadis di sekelilingku tidak memakai jilbab dan busana syar’i. aku khawatir menjadi wanita yang ‘aneh’ ditengah mereka, apalagi aku belum sampai usia baligh juga belum mendapatkan cukup motivasi dari keluargaku dan orang lain khususnya para gadis remaja. Mereka berkata, “engkau masih kecil”.
Aku terus berusaha memakai untuk memakai jilbab secepat mungkin. Hingga pada suatu hari ayah memberikan surpraise untukku. Beliau menuliskan kata-kata indah, memberikan hadiah serta sejumlah uang yang cukup untuk dibelikan busana baru. Aku menjadi bingung, bukan sebab masalah jilbab saja, tetapi aku juga bingung memikirkan kapan aku akan memakai jilbab. Kemudian aku menerima hadiah dari ayah dan meminta sejumlah uang darinya.  Ini adalah langkah pertama yang aku lakukan untuk menjadi wanita yang berjilbab (dan berbusana syar’i).
Alhamdulillah, akhirnya aku mau menaati perintah ayahku dan mendengar saran ibuku. Setelah aku terbiasa memakai jilbab dan busana syar’i, aku dapat memahami bahwa apa yang mereka katakan tidak lain hanyalah tipu daya Iblis yang selalu berupaya menyesatkan kaum Hawa. Aku merasakan jilbab adalah busana terbaik bagiku.
  •         Harapan dari Lubuk Hati yang Paling Dalam
Jangan engkau ajak wanita lain untuk tidak memakai jilbab seperti dirimu. Engkau telah mengambil keputusan untuk melakukan maksiat dan itu adalah keputusanmu pribadi. Berikanlah kesempatan kepada saudarimu untuk menentukan keputusannya sendiri. Bantulah ia mencari kebaikan, janganlah kau tolong setan dan para pengikutnya yang selalu berambisi untuk merusak kemuliaan kaum Hawa.
  •       Sebuah Kesalahpahaman
     Banyak wanita yang memahami bahwa jilbab dan busana syar’i baru akan dipakai apabila mereka akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah umrah. Ini adalah sebuah kesalahpahaman. Jika engkau hendak melaksanakan ibadah haji atau umrah. Ini adalah kebiasaan yang tidak benar dan merupakan tipu daya Iblis. Sebaik-baik kebajikan adalah yang segera dilaksanakan.


13.  Jilbab merupakan Gerbang Kehormatan Seorang Wanita
  •       Aku Wanita Investor
1)      Aku memiliki banyak peluang untuk menikah.
2)   Bagi pemuda gadis-gadis seperti diriku adalah gadis-gadis yang memiliki biografi yang baik. (Orang bijak mengatakan), “Burung-burung hinggap di dahan bersama burung-burung lain yang serupa dengannya (maksudnya wanita-wanita yang baik akan mendapatkan suami-suami yang baik juga).”
3)      Maskawinku tidak mahal, tetapi diberkahi Allah Swt. Investasi yang hakiki adalah hidup bersama seorang suami yang baik lagi berakhlak mulia, bukan menginvestasikan harta sebanyak mungkin.
Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Seorang wanita, biasa dinikahi karena empat hal, yaitu karena harta, kecantikan, keturunan, dan ketaatannya kepada Allah. Beruntunglah engkau apabila mendapatkan wanita yang taat beribadah kepada Allah. Dan engkau akan merugi jika telah mendapatkannya tetapi tidak menikahinya.” (HR.Muslim)

14.  Jilbab Menghangatkan Tubuhku dan Menjaga Kulitku Tetap Putih
  •      Aku Wanita yang Energik
1)      Dengan memakai jilbab aku merasakan kehangatan di musim dingin juga dapat menjaga kelembaban tubuhku dimusim-musim lainnya, khususnya musim panas. Jilbab mencegah masalah kulit kering juga dapat memberikan kelembaban alami.
2)      Kulitku halus, lembut serta putih berseri sepanjang tahun, khususnya pada musim panas, karena terpelihara dari sinar ultraviolet yang dapat membakarnya.
3)      Aku merasa sebagai wanita yang energik, lincah, dan banyak mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.

15.  Jilbab merupakan Kebahagiaanku
  •       Aku Wanita yang Berbahagia
1)      Kapan upacara penghargaan akan diadakan? Bila seorang wanita memakai jilbab, maka itu merupakan sebuah momentum yang patut dirayakan. Ia patut dihias dan diberikan wewangian sebagai suatu tanda kebahagiaan.
2)      Aku merasakan sebuah anugerah besar dari Allah Swt berupa kelapangan dada. Dengan demikian aku merasakan ketentraman dan kebahagiaan.
3)  Aku berhak mendapatkan hadiah, karena sebuah kesuksesan perlu dibalas dengan hadiah. Dengan memakai jilbab berarti aku telah berhasil mengubah pola berpikirku juga cara berbusanaku (dari pola berpikir dan berbusana yang tidak baik menjadi baik sesuai dengan tuntunan Islam). Mana hadiahnya?
Di dunia engkau akan mendapatkan hadiah dari ayah-bunda, saudara-saudara, serta sahabat-sahabat yang shaleh. Di akhirat nanti kau akan mendapatkan surga.
Selamat, engkau adalah wanita yang berbahagia. 
  •       Kisah Seorang Mahasiswi yang Berpenampilan Seksi
Seorang mahasiswi yang berpenampilan sangat seksi datang terlambat. Lalu dosen yang sedang memberikan kuliah menegurnya dan menanyakan sebab keterlambatannya. Mahasiswi itu menjawab bahwa ia terlambat sebab kemacetan lalu lintas di jalan. Kemudian sang dosen bertanya, “Mengapa engkau berpenampilan sangat seksi seperti ini?”
Mahasiswi itu menjawab, “Terus terang Pak, aku ingin sekali menikah dan mencari calon suami.”
Sang dosen menahan emosinya lalu berkata dengan tenang, “Yang engkau cari calon suami yang shaleh yang taat beragama yang selalu mencintaimu  dan membahagiakanmu? Atau calon suami yang hanya ingin bersenang-senang bersamamu selama dua hari, kemudian ia menyakitimu dan mencari wanita lain?”
Mahasiswi itu menjawab, “Aku mencari calon suami yang taat beragama dan anak halal.”
Sang dosen berkata, “Tidak ada lelaki yang taat beragama yang mau melihat wanita berpenampilan sangat seksi seperti dirimu. Pakailah jilbab wahai putriku!”
Sang dosen bercerita, “Keesokan harinya aku melihat mahasiswi itu memakai jilbab (dan busana yang syar’i) serta berubah menjadi mahasiswi yang sopan. Aku tercengang, begitu cepat ia melaksanakan nasihat yang aku sampaikan. Kemudian tepat setelah sebulan yang berlalu ia datang mencariku di semua tempat hingga pada akhirnya ia menemukanku. Ia berkata, “Pak, berikan ucapan selamat kepadaku dan doakan semoga aku diberkahi Allah. Karena Allah telah menganugerahkanku seorang suami idaman. Ia tampan, memiliki rumah, memiliki mobil mewah, dan berkedudukan.”
Maha suci Allah, ia mencari keridhaan Allah, maka Allah menjadikannya ridha dan berbahagia.
  •      Nasihat-nasihat Berkaitan dengan Jilbab dan Busana Syar’i
Jilbab dan busana syar’i seharusnya :
1.      Menutupi seluruh rambut dari semua arah dari bagian depan kepala sampai tengkuk.
2.      Menutupi leher dan dada.
3.      Kainnya terjalin rapat dan tidak tipis.
4.      Longgar, tidak ketat, serta tidak memperjelas lekuk-lekuk tubuh.
5.      Warna-warnanya sederhana dan serasi, tidak menarik perhatian orang. Banyak wanita yang bekerja sebagai pragawati atau model_la haula wa la quwwata illa billah. Aku juga pernah mendengar bahwa ada beberapa wanita tidak mengenakan busana pada dua kesempatan berturut-turut (agar keindahan tubuh mereka diketahui orang) juga agar mereka tidak dinilai sebagai wanita yang buruk rupa. Ini adalah musibah yang amat besar.
6.      Panjang menutupi kedua tangan dan kedua kaki.
7.      Menutupi lengan, pergelangan tangan, dan telapak tangan dengan ukuran yang sesuai.
8.      Hindari adanya bagian-bagian busana yang terbuka baik disamping, didepan, dan dibelakang khususnya bagian yang terbuka yang ditutupi dengan kancing-kancing.
9.      Jangan memakai sepatu atau sandal yang dapat menimbulkan bunyi.
10.  Pakailah celana panjang didalam busana agar bagian betis tidak dapat terlihat.
11.  Rambut diikat terlebih dahulu atau ditutupi dengan penutup rambut bagian dalam agar tidak keluar dari jilbab.
12.  Tutupilah auratmu di hadapan gadis-gadis lain serapih mungkin.
13.  Usahakan pakai mantel luar (yang tidak terlalu tebal) pada saat bepergian.
14.  Belilah busana syar’i dan jilbab yang harganya tidak terlalu mahal.
15.  Busana dan jilbab yang terbaik adalah yang dibuat oleh tangan seorang Muslimah, yaitu tanganmu, tangan ibumu, atau saudara wanitamu atau tangan Muslimah yang lain.

Aku berdoa semoga Allah Swt menjadikanmu sebagai aset yang sangat berharga bagi keluarga, suami dan agamamu.
Semoga Dia menganugerahkanmu kenikmatan dunia yang amat berharga, yaitu sujud dengan penuh tulus ikhlas di hadapan-Nya serta menganugerahkanmu surga di akhirat kelak. Semoga engkau menjadi penduduk surga Firdaus dan dapat mengukir air sejuk dari telaga Rasulullah Saw. Aamiin.
Aku yakin engkau sangat ingin memperoleh semua itu dan aku yakin engkau sangat ingin melaksanakan perintah Allah Swt dalam pemikiran, sikap, serta tingkah lakumu. Itu semua tidak sulit. Untuk merealisasikan itu semua engkau hanya diberikan satu tugas, yaitu melaksanakan apa yang telah engkau baca dalam buku ini.
Bacalah dan pahamilah isi buku ini sekali lagi. Kemudian bandingkan kondisimu yang sekarang (setelah membaca buku ini) dengan kondisimu yang kemarin (sebelum membacanya). Lalu segeralah amalkan apa yang telah engkau pahami setelah bermusyawarah dengan bunda-mu. Bunda adalah manusia yang sangat menginginkan kebaikan bagi dirimu setelah Rasulullah Saw. Boleh juga kau  meminta saran saudaramu atau sahabat wanitamu yang shalih agar engkau lebih bersemangat memakai jilbab. Itu adalah sebuah momentum perubahan yang amat penting. Engkau akan memperoleh keberkahan dan dampak yang baik lantaran taat melaksanakan perintah Allah Swt.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Ayahandamu,
Dr.Muhammad Fahd ats-Tsuwaini
Pakar dan praktisi pendidikan asal Kuwait ini meraih gelar doktornya pada tahun 1991 di Boston, AS. Selain produktif menulis, ia juga aktif di pelbagai organisasi sosial yang menangani persoalan anak dan remaja di negerinya. Latar belakang akademisnya yang modern, dipadu dengan pemahamannya yang mendalam akan ajaran Islam tentang pendidikan, menjadikan karya-karyanya terasa menyejukkan dan tidak kering.
Hampir seluruh karyanya-yang tak hanya berbentuk buku, namun juga berupa rekaman audio dan video-berbicara tentang pendidikan anak, serta penanaman akhlak dan pembinaan moral terhadap diri para remaja.


Sumber : Buku “Jilbabku Pesonaku” oleh Dr.Muhammad Fahds ats-Tsuwaini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar