Kamis, 12 Juli 2012

"Kerinduan Rasulullah Saw"

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (Q.S: An-Nisa 69)


Bismillahirrahmaaniirrahiim..


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu, selepas sholat subuh di Madinah Al-Munawwarah, Nabi Muhammad saw memandangi seluruh jama’ah termasuk para sahabat yang hadir dengan senyum yang indah dan wajah yang bercahaya. Suaranya yang bersahaja seakan menjadi penyejuk hati bagi kalangan yang hadir, dan sang baginda Rasul berkata, “Wahai sahabatku, menurut kalian siapakah mahluk yang paling menakjubkan imannya?”

Sejenak terdiam, para sahabat menjawab dengan serempak, “Mahluk yang paling menakjubkan imannya adalah malaikat, ya Rasulullah.”

Rasulullah saw pun menjawab, “Bagaimana mereka tak beriman, padahal mereka berada di samping Tuhan mereka?”

“Kalau begitu, mahluk yang paling menakjubkan imannya adalah para nabi, ya Rasulullah,” jawab para sahabat.

Suara yang menyejukkan itu kembali berkata, “Bagaimana mereka tak beriman, bukankah wahyu diturunkan kepada
mereka?” jawab sang baginda Rasul.

Para sahabat kembali menjawab, “Kalau begitu, mahluk yang paling menakjubkan imannya adalah kami, sahabat-sahabatmu ya Rasulullah.”

Rasulullah saw berkata, “Bagaimana kalian tak beriman padaku padahal aku berada di tengah-tengah kalian? Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman? Mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan.”

Para sahabat tak mampu berkata-kata lagi, “Kalau begitu, siapa ya Rasulullah, makhluk yang engkau sebut paling menakjubkan imannya? tanya para sahabat.

Dengan senyum yang indah dan wajah yang bersinar, Rasulullah saw berkata, “Wahai sahabatku, makhluk yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudahku. Mereka beriman kepadaku, padahal mereka tak pernah melihat dan berjumpa denganku. Makhluk yang paling menakjubkan imannya adalah orang yang datang setelah aku tiada. Makhluk yang membenarkan aku, padahal mereka tak pernah melihatku. Dan mereka adalah saudara-saudaraku.”

Para sahabat pun terkejut, dan berkata, “Ya Rasulullah, bukankah kami adalah saudara-saudaramu?”

Rasulullah saw kembali tersenyum, “Benar, kalian adalah para sahabatku. Adapun saudaraku adalah mereka yang hidup setelah aku. Yang beriman kepadaku padahal mereka tak pernah melihatku. Merekalah yang beriman kepada yang gaib, yang menunaikan shalat, yang menginfakkan sebagian rizki yang diberikan kepada mereka.”

Seketika suasana kembali hening, langit Madinah pun terlihat bening, hanya terdengar suara indah Rasulullah yang bertutur, “Alangkah rindunya aku ingin berjumpa dengan saudara-saudaraku. Alangkah beruntungnya bila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku.”

Begitulah diriwayatkan kerinduan yang mendalam Rasulullah saw kepada saudara-saudaranya yang bibirnya senantiasa bergetar mengumandangkan shalawat bagi Rasulnya.

Rasulullah saw bersabda, “Ada 3 hal yang bila ada semuanya pada diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman: pertama, Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari apapun selain keduanya; kedua, ia mencintai orang semata-mata karena Allah; dan ketiga, ia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya seperti ia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka.”

Wallahu a’lam bishshowab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar