Cat Steven, seorang pemusik Inggris yang terkenal dan memutuskan diri memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Yusuf Islam mengatakan:
“Ketika berusia 18 tahun, aku melakukan rekaman pertama. Aku sangat sukses dan kasetku terjual diseluruh Eropa. Aku mulai minum alcohol, merokok berat, dan menggunakan obat-obatan. Tak lama kemudian aku jatuh sakit, aku menderita TBC. Karirku berhenti sebentar dan aku pun dirawat. Ketenaranku ternyata tidak dapat menolongku. Selama sakit aku mempelajari filsafat Timur, meditasi, dan vegetarianisme. Pencarian itu akhirnya membawaku kepada pintu-pintu Islam. Aku mulai menulis lagu-lagu yang mengekspresikan kebangkitan spiritual ini.
Walau aku berusia 21 tahun, untuk pertama kalinya aku memperoleh sukses besar tingkat dunia. Album musikku itu berjudul ‘tea for the Tilerman’ menjadikanku sebagai superstar. Perjalanan pencarianku masih kulanjutkan, aku berkenalan dengan agama Budha, Zen, I Ching, Numerologi, dan Astrologi. Aku bahkan kembali mempelajari Bibel. Namun semua itu sia-sia. Perkenalanku dengan Islam terjadi lewat kakak laki-lakiku, David. Ia memberi sebuah kitab Al-Qur’an dan memberikannya kepadaku. Segala puji bagi Allah.
Aku telah mencoba menyusuri banyak jalan spiritual tanpa merasa puas. Aku seperti perahu tanpa arah. Akan tetapi, ketika aku membaca Al-Qur’an, aku merasa
seolah-olah ia dibuat untukku. Untuk selama satu setengah tahun aku membaca dan membacanya. Dari Al-Qur’an aku mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku selama ini; siapa aku? Apa tujuan hidup ini? Apakah kehidupan ini dan akan seperti apakah kehidupan? Dan dari mana aku berasal?
seolah-olah ia dibuat untukku. Untuk selama satu setengah tahun aku membaca dan membacanya. Dari Al-Qur’an aku mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku selama ini; siapa aku? Apa tujuan hidup ini? Apakah kehidupan ini dan akan seperti apakah kehidupan? Dan dari mana aku berasal?
Aku mulai sadar bahwa agama bukan hanya untuk orang-orang tua. Bahwa tidaklah berarti seseorang itu fanatic bila ia memilih jalan hidupnya yang benar, bahwa jiwa dan tubuh bukanlah kesatuan-kesatuan yang terpisah, dan bahwa kehendak Tuhan harus diikuti. Keangkuhanku mulai sirna. Aku terus membaca, belajar shalat, keramahan, bersedekah, dan aku mulai sadar bahwa inilah agama yang benar dan agama yang ingin ku ikuti.
Kita harus punya prioritas. Bagiku Islam adalah prioritas sekarang. Musik tidak begitu penting lagi bagiku saat ini. Aku dapat menggunakan suaraku untuk tujuan-tujuan lain. Bernyanyi seperti dulu sudah usai. Sayang, kini orang-orang tergoda membeli sesuatu karena keinginan rendah mereka: piringan hitam film, kaset, dan majalah. Kebanyakan dari media itu dirancang hanya untuk memperoleh uang. Mendengarkan musik seperti mimpi: itu merupakan hiburan sementara bagi jiwa. Orang-orang yang mengikuti jenis musik ini umumnya menginginkan bersatu dengan kenyataan yang digambarkan dalam lagu. Musik member mereka kelegaan jangka pendek, suatu pelarian dan sistem tak kenal kasih sayang yang kita sebut ‘hidup modern’.
Sekarang aku bekerja untuk mencari keridhaan Allah. Dialah yang Maha Memelihara. Aku ingin berjuang menegakkan Islam di Inggris semampuku dan dengan cara apapun. Aku sedang mendalami bahasa Arab. Aku ingin sekali memahami Al-Qur’an, bagi saya Al-Qur’an harus dipahami. Setiap ayat mengandung bimbingan. Aku sering sedih melihat orang memperlakukan Al-Qur’an dengan menyepelekannya.”
Sayang, saat ini ada banyak yang salah sangka terhadap Islam. Ada banyak siaran yang memojokkan agama Islam. Cara mengatasi hal ini bukanlah dengan melihat orangnya! Tetapi, lihatlah ajarannya (Islam). Adalah keliru bagi seseorang untuk menilai sebuah mobil sebagai mobil yang jelek bila pengemudi mobil itu mabuk dan menabrak pagar. Lalu Anda mengatakan: “Mobil itu jelek”. Padahal peristiwa itu tidak berhubungan dengan mobilnya, melainkan dengan pengemudinya (yang mabuk).
Kenapa Mereka Begitu, Kenapa Kita Begini?
Mengapa Yusuf Islam begitu bersemangat memeluk Islam, sedangkan kita tidak? Mengapa ia begitu rela meninggalkan ketenaran puncaknya (untuk memeluk ajaran Islam dengan sangat serius), sedangkan kita yang sudah lama ber-Islam malah berlomba-lomba untuk memburu ketenaran dengan segala cara, juga bila perlu sambil meninggalkan perintah agama???
Yusuf Islam memiliki jawabannya, ia bilang: “KETENARANKU ternyata TIDAK DAPAT MENOLONGKU..dari rasa gelisah, ketidakpastian, kegamangan..” Ketenaran justru membuat ia merasa semakin gelisah. Seseorang yang berada di puncak karir sangat stress, karena ia sadar bahwa karirnya tak akan abadi, kesuksesan hanyalah sementara, juga rasa bahagia yang didapatkan dari kesuksesan itu. Maka Yusuf Islam, penyanyi tenar dari Inggris ini, memilih mencari kebahagiaan yang dapat terus dirasakannya. Ia menemukannya dengan cara memeluk agama Islam.
Pada saat itulah, Yusuf Islam segera merubah kesadarannya, tujuannya untuk bertindak, dan makna kehidupan bagi dirinya. Ia mulai memberikan jawaban Al-Qur’an terhadap pertanyaan: siapa aku, dari mana aku, mau kemana aku, apa yang harus aku lakukan, dsb. Yusuf Islam yang telah merasakan ketenaran sebagai ‘seleb’, ternyata memilih untuk memluk agama Islam secara serius dan meninggalkan dunia musiknya. Sementara kita? Membayangkan diri bisa tampil sebagai ‘seleb’ dipanggung dunia dengan siap meninggalkan perintah agama. Ini agak aneh, sementara Yusuf Islam meninggalkan ketenaran sebagai ‘seleb’, malah kamu sekarang sedang berlomba-lomba berebut memasuki dunia yang telah ditinggalkan Yusuf Islam.
Sekolah Hanyalah Pemicu Awal
Kenapa Yusuf Islam begitu, kenapa kita begini? Kenapa Yusuf Islam memeluk agama Islam secara serius, sedang kita memeluk Islam sekenanya?
Mungkin karena kita tak pernah masuk kedalam ajaran Islam. Karena terlahir dari orangtua dan masyarakat Islam, kita tiba-tiba telah merasa menjadi Islam secara otomatis. Kita tak pernah memutuskan untuk masuk kedalam Islam, namun telah merasa didalamnya. Ini aneh, belum masuk tapi sudah berada didalamnya.
Karena itu, saat masih di Sekolah Dasar (SD) hingga ke perguruan tinggi, Anda mendapatkan pelajaran agama Islam. Semua itu diberikan agar Anda segera menyadari bahwa agama begitu PENTING bagi masa depan kebahagiaan Anda.
Wallahu a'lam bishshowab.
Dikutip dari Buku “Islam Way For Success”: Qomarruzzaman Awwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar