Minggu, 22 Juli 2012

“Semu dan Nyata”

Ketika tepian hidup, tak dapat bertepi..
Ketika pandangan, tak dapat memandang..
Ketika gerakan, tak dapat bergerak..
Ketika yang semu menjadi nyata..

Namun, TERLAMBAT sudah..
Puing-puing penyesalan pun bertebaran..
Penuh suara isak tangis, jeritan saling bersahutan, menggema
dimana-mana..
Hujan air mata, membanjiri tempat kehidupan akhir yang sangat menyedihkan..
Penuh siksaan, tak ada setitik pun kebahagiaan didalamnya..




Itu-lah seburuk-buruk tempat kembali, bagi orang-orang yang tidak beriman kepada-Nya..

Hidup di dunia sebenarnya hanyalah sebuah ilusi belaka..
Nampak nyata.  Tapi, sesungguhnya semu..
Sedangkan akhirat itu-lah, kehidupan nyata  sesungguhnya ..

Maka bersyukurlah, bagi kalian yang miskin di dunia, tapi nantinya kaya di akhirat..
Jika kalian benar-benar beriman, dan mengamalkan semua perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya..
Aku, sebenarnya iri terhadap orang-orang  yang miskin harta namun hidup bahagia, dari pada menjadi orang kaya harta namun tak bahagia..
Aku, juga sebenarnya iri terhadap orang-orang yang diberikan umur yang singkat hidupnya di dunia..
Mengapa, aku tak menginginkan umur panjang?
 Aku malah justru memilih umur pendek?
Itu semua karena aku TAKUT, aku sangat takut, jika aku hidup di dunia lebih lama aku akan terbuai dan terlena akan kenikmatan yang sungguh semu ini..
Tak ada gunanya jika aku memiliki umur yang panjang ,namun tak dapat membawa kebermanfaatan bagi semua orang..
Lebih baik memiliki umur pendek, tapi dapat memberikan manfaat  bagi orang lain..
Segala amal perbuatanku dan ibadahku kepada-Nya walau telah aku laksanakan, namun sesungguhnya, aku takut terjebak dalam segala perbuatan baik ku yang belum tentu baik di mata Allah..
Itu-lah alasan ku mengapa aku takut, takut jika aku diberikan umur yang panjang untuk tetap hidup di dunia lebih lama..
Semoga, Dia memendekkan umurku, jika aku telah membawa kebermanfaatan bagi semua orang dan tentunya bagi keluarga ku sendiri..
Dan nantinya, aku dapat hidup bahagia di akhirat kelak dalam Jannah-Nya..
Selamanya..
Aamiin..aamiin..aamiin..yaa Rabbal ‘alamiin..




Kehidupan itu  bagai butiran-butiran debu..
Mudah sirna, tersapu angin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar